Sunday 28 February 2016

Al Fiqh Al Akbar (Karya Imam Abu Hanifah, an Nu'man bin Tsabit al Kufi)...

Al Fiqh Al Akbar (Karya Imam Abu Hanifah, an Nu'man bin Tsabit al Kufi)...

*** Penjelasan Tentang Pokok-Pokok Imam...

Pokok dan dasar tauhid, dan juga perkara yang sah untuk
diyakini, adalah wajib dikatakan bahwa, saya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya,
kebangkitan setelah mati, takdir (al qadr) yang baik maupun
buruk adalah dari Allah, hisab (perhitungan amal), mizan
(timbangan amal), surga, dan neraka. Semuanya itu adalah benar
(haqq).

*** Keesaan Allah Ta'ala...

Allah ta'ala itu satu, tidak (dimengerti) dari perspektif
bilangan akan tetapi dari sudut pandang bahwasanya (Dia adalah
Dzat yang) tiada sekutu bagiNya, tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan, tidak satu pun yang sepadan dengannya, tidak
serupa dengan sesuatu pun dari antara makhluk ciptaanNya,
tidak ada sesuatu pun dari antara makhluk ciptaanNya yang
serupa denganNya, senantiasa dan selalu dengan nama-nama dan
sifat-sifatNya yang dzatiyah dan fi'liyah.

*** Sifat-Sifat Dzatiyah dan Fi'liyah...

Adapun sifat-sifat dzatiyah adalah hidup (al hayat), kuasa
(al qudrah), mengetahui (al 'ilmu), berbicara (al kalam),
mendengar (as sam'u), melihat (al bashar), dan berkehendak
(al iradah).

Adapun sifat-sifat fi'liyah adalah menciptakan (at takhliq),
memberi rezeki (at tarziq), menumbuhkan (al insya'), membuat
sesuatu tanpa contoh sebelumnya (al ibda'), merekayasa
(ash shan'u), dan lain sebagainya yang termasuk dalam sifat
al fi'li, Allah senantiasa dan selalu dengan sifat-sifat dan
nama-namaNya, tidak ada sifat maupun nama baru yang muncul
lebih akhir.

*** Sifat-Sifat Allah Itu Azali...

Allah senantiasa mengetahui dengan sifat ilmuNya dan
mengetahui adalah sifat sejak azali (dahulu dan tak berawal).
Allah senantiasa kuasa dengan sifat kuasaNya dan kuasa adalah
sifat sejak azali. Allah senantiasa berbicara dengan sifat
kalamNya dan berbicara adalah sifat sejak azali. Allah
senantiasa menciptakan dengan sifat menciptaNya dan
menciptakan adalah sifat sejak azali. Allah senantiasa berbuat
dengan sifat berbuatNya dan berbuat (al fi'l) adalah sifat
sejak azali. Yang berbuat (al fa'il) adalah Allah ta'ala dan
berbuat adalah sifat sejak azali. Hasil perbuatannya
(al maf'ul) adalah makhluk dan perbuatan Allah ta'ala bukan
makhluk.

Sifat-sifat Allah sejak azali tidaklah baru dan bukan makhluk.
Barangsiapa yang berpendapat bahwa sifat-sifat itu makhluk
atau baru, atau dia ber tawaqquf (agnostik), atau ragu-ragu
(skeptis), maka dia kafir kepada Allah ta'ala.

*** Uraian Tentang Al Qur'an...

Al Qur'an adalah kalam Allah ta'ala yang tertulis di dalam
mushhaf, terpelihara di dalam hati, dibaca di lidah,
diturunkan kepada Nabi shalla llahu 'alaihi wa aalihi
wasallam. Sedangkan pelafalan kita terhadap Al Qur'an adalah
makhluk, penulisan yang kita lakukan terhadapnya juga makhluk,
pembacaan kita kepadanya pun makhluk. Akan tetapi, Al Qur'an
bukan makhluk.

Apa yang disebutkan oleh Allah ta'ala di dalam Al Qur'an yang
mengisahkan tentang Musa dan para Nabi lainnya, juga tentang
Fir'aun dan Iblis, maka sesungguhnya semua itu adalah kalam
Allah yang memberitakan tentang mereka, kalam Allah sendiri
bukanlah makhluk, sedangkan perkataan Musa dan lain-lain
termasuk jenis makhluk. Al Qur'an adalah kalam Allah ta'ala
sebagaimana dalam firmanNya, " Dan Allah berbicara kepada Musa
dengan langsung." (QS an Nisa': 164)

Sungguh Allah adalah mutakallim (yang berbicara) sejak dahulu
dan tidak berbicara kepada Musa 'alaihis salaam. Sungguh Allah
adalah khaliq sejak dahulu dan tidak menciptakan makhluk.
Maka, tatkala Allah berbicara kepada Musa, Allah berbicara
kepadanya dengan sifat kalam yang merupakan sifatNya sejak
azali. Semua sifat-sifat Allah berlainan dengan sifat-sifat
makhluk.

*** Uraian Tentang Sifat-Sifat Allah...

Dia mengetahui tidak seperti kita mengetahui. Dia kuasa tidak
seperti kita kuasa. Dia melihat tidak seperti kita melihat.
Dia berbicara tidak seperti kita berbicara. Dia mendengar
tidak seperti kita mendengar. Kita berbicara dengan alat dan
huruf, sedangkan Allah berbicara tidak dengan alat dan huruf.
Huruf adalah makhluk, sementara kalam Allah bukan makhluk.
Kalam Allah adalah "sesuatu" yang tidak sama dengan sesuatu
yang lain, sedangkan makna "sesuatu" itu adalah tetap
(tsabit), tanpa jisim (fisik), jauhar (elemen, unsur), 'irdh
(dimensi, jiwa, badan), hadd (batas), dhidd (lawan), nidd
(setara), atau mitsl (serupa).

Allah mempunyai tangan, wajah dan nafs (jiwa, diri)
sebagaimana disebutkan oleh Allah sendiri di dalam Al Qur'an.
Semua yang disebutkan oleh Allah ta'ala di dalam Al Qur'an
tentang wajah, tangan dan nafs adalah sifat-sifat bagiNya,
dengan tanpa kayf (model, bentuk, corak).

Tidak bisa pula dikatakan bahwa tanganNya adalah kuasaNya atau
nikmatNya, sebab perkataan ini berarti membatalkan sifatNya.
Ini merupakan pendapat ahli al qadr (penganut aliran
Qadariyah) dan Mu'tazilah. Akan tetapi tanganNya adalah
sifatNya dengan tanpa kayf. Kemurkaan dan keridhaanNya adalah
dua diantara sifat-sifat Allah ta'ala, dengan tanpa kayf.

*** Uraian Tentang Takdir (Al Qadr)...

Allah ta'ala menciptakan segala sesuatu tidak dari sesuatu
(bahan) yang lain. Allah telah mengetahui segala sesuatu itu
sejak azali sebelum adanya. Allah pulalah yang menentukan
segala sesuatu dan menetapkannya. Tidak ada sesuatu pun, baik
di dunia maupun akhirat, kecuali atas kemauan (masyi'ah),
pengetahuan ('ilm), ketetapan (qadha') dan ketentuan (qadar)
dariNya. Dan Allah menuliskan semua itu di Lauhul Mahfuzh.
Akan tetapi Allah menuliskannya berupa deskripsi (washf),
bukan putusan akhir (hukm). Ketetapan, ketentuan dan kemauan
adalah sifat-sifat Allah sejak azali dengan tanpa kayf.

Allah ta'ala mengetahui apa yang belum ada ketika ia masih
dalam kondisi belum ada. Allah juga mengetahui bagaimana ia
nantinya jika diadakan. Allah mengetahui apa yang sudah ada
ketika ia masih dalam kondisi ada. Allah juga mengetahui
bagaimana nanti ia akan binasa. Allah mengetahui apa yang
berdiri ketika ia masih dalam kondisi berdiri, dan jika ia
duduk maka Allah pun telah mengetahuinya duduk dalam kondisi
ketika ia duduk itu. (Semua itu) dengan tanpa adanya perubahan
(dalam) pengetahuanNya, atau timbul suatu pengetahuan yang
baru bagiNya. Sebaliknya, perubahan dan perbedaan (kondisi)
selalu berlangsung di kalangan makhluk.

*** Fithrah Yang Ditetapkan Allah Kepada Manusia...

Allah ta'ala menciptakan manusia dalam keadaan bersih dari
kekufuran maupun iman. Kemudian, Allah berbicara kepada
mereka, memberikan perintah dan larangan, sehingga kafirlah
orang yang kafir disebabkan oleh perbuatan, keingkaran, dan
penentangannya sendiri kepada kebenaran, yakni dengan kehinaan
yang ditimpakan Allah kepadanya, juga berimanlah orang yang
beriman disebabkan oleh perbuatan, ikrar dan pembenarannya
sendiri, yakni dengan taufiq dan pertolongan yang diberikan
oleh Allah kepadanya.

Allah mengeluarkan anak keturunan Adam dari tulang punggungnya
kemudian menjadikan mereka berakal dan mampu memahami, lalu
Allah mengajak mereka berbicara, memerintahkan mereka untuk
beriman dan melarang mereka dari kekufuran. Mereka semua
mengakui Allah dari sisi rububiyah, sehingga hal itu merupakan
keimanan mereka kepadaNya. Mereka semua dilahirkan diatas
fithrah itu. Barangsiapa yang kufur setelahnya, maka sungguh
dia telah mengganti dan mengubah (fithrahnya sendiri).
Barangsiapa yang beriman dan membenarkan, maka sungguh dia
telah tetap dan konsisten diatas fithrahnya.

Allah tidak memaksa satu pun dari makhlukNya untuk kufur atau
beriman. Allah juga tidak menciptakan mereka sebagai mukmin
maupun kafir. Namun, Allah menciptakan mereka sebagai pribadi-
pribadi (asykhaash), sementara keimanan maupun kekufuran
adalah amal perbuatan hamba. Allah ta'ala mengetahui siapa
yang kufur pada saat ia masih kufur. Tatkala ia beriman
setelah itu maka Allah mengetahuinya sebagai seorang mukmin
pada saat ia masih beriman. Allah juga menyukainya. (Semua
itu) dengan tanpa perubahan pada ilmu Allah maupun sifatNya.

Semua perbuatan hamba, baik berupa gerakan maupun diam,
merupakan usaha mereka secara hakiki, sedangkan Allah adalah
yang menciptakannya. Semua itu dengan kemauan (masyi'ah),
pengetahuan ('ilmu), ketetapan (qadha') dan ketentuan (qadar)
dariNya. Ketaatan dicintai Allah, sedang kemaksiatan
ditakdirkan akan tetapi tidak dicintai. Ketaatan-ketaatan,
semuanya tanpa kecuali, adalah wajib dengan perintah dari
Allah ta'ala, kecintaan (mahabbah), ridha, pengetahuan,
kemauan, ketetapan, dan ketentuanNya. Maksiat-maksiat,
semuanya tanpa kecuali, adalah dengan sepengetahuan Allah,
ketetapan, ketentuan, dan kemauanNya, namun tidak disertai
dengan kecintaan dan ridhaNya, tidak pula dengan perintah
dariNya.

*** Uraian Tentang 'Ishmah Para Nabi...

Para Nabi 'alaihimus salaam semuanya bersih dari dosa kecil,
dosa besar, kekufuran, dan keburukan, meskipun terkadang
mereka melakukan kealpaan (zallaat) dan kesalahan
(khathaayaa).

*** Uraian Tentang Rasulullah shalla llahu 'alaihi wa aalihi
wasallam...

Muhammad shalla llahu 'alaihi wa aalihi wasallam adalah
kekasih, hamba, utusan, nabi, sosok pilihan, dan figur
saringan dari Allah. Beliau sama sekali tidak pernah menyembah
berhala maupun mempersekutukan Allah, walau sekejap mata pun.
Beliau pun samasekali tidak pernah mengerjakan dosa kecil
maupun dosa besar.

*** Peringkat Keutamaan Para Sahabat...

Manusia paling utama setelah para Nabi 'alaihim ash shalatu wa
as salaam adalah Abu Bakr ash Shiddiq, kemudian 'Umar bin
al Khaththab al Faaruuq, kemudian 'Utsman bin 'Affan dzun
nuuraini, kemudian 'Ali bin Abi Thalib al murtadha, semoga
Allah meridhai mereka semuanya.

(Yakni) selama mereka senantiasa mengerjakan ibadah dan teguh
diatas kebenaran. Bersama kebenarannya itulah kami bersikap
wala' (cinta, loyal, setia) kepada mereka semuanya. Kami tidak
menyebut-nyebut tentang salah seorang dari sahabat Rasulullah
kecuali yang baik-baik saja.

*** Seorang Muslim tidak menjadi Kafir karena (mengerjakan)
suatu dosa, selama Dia Tidak Menghalalkan (perbuatan dosa
itu)...

Kami tidak mengkafirkan seorang muslim dikarenakan suatu dosa
yang dia kerjakan, meskipun itu dosa besar, selama dia tidak
menghalalkannya. Kami pun tidak menghapuskan status keimanan
darinya. Kami tetap menyebutnya sebagai seorang mukmin secara
hakiki, dimana bisa saja ada seorang mukmin yang fasiq (banyak
bermaksiat), akan tetapi dia bukan kafir.

Mengusap dua khuff (sepatu tebal dan ketat yang menutup kedua
mata kaki) adalah bagian dari Sunnah. Mengerjakan shalat
tarawih di malam-malam bulan Ramadhan juga bagian dari Sunnah.
Shalat dengan bermakmum di belakang setiap orang (mukmin) yang
baik maupun pendurhaka adalah boleh. Kami tidak berpendapat
bahwa seorang mukmin tidak bisa disentuh oleh dosa. Kami juga
tidak mengatakan bahwa ia tidak bisa masuk neraka. Kami pun
tidak berpendapat bahwa seorang mukmin akan kekal di neraka,
meskipun ia seorang yang fasiq, yakni setelah ia keluar dari
dunia ini sebagai seorang mukmin.

*** Sebagian Dari Akidah Ahlus Sunnah...

Kami pun tidak mengatakan bahwa kebaikan-kebaikan kami pasti
diterima, sedangkan dosa-dosa kami pasti diampuni, seperti
yang dikatakan oleh kaum Murji'ah. Akan tetapi, kami
mengatakan bahwa siapa saja yang mengerjakan amal baik dengan
melengkapi semua syarat-syaratnya, tidak tercampuri oleh cacat
yang dapat merusaknya, dan tidak pula ia batalkan amalnya itu
dengan kekufuran, kemurtadan, maupun akhlaq yang tercela,
sehingga akhirnya dia keluar dari dunia ini tetap sebagai
seorang mukmin, maka sesungguhnya Allah ta'ala tidak akan
menyia-siakannya, bahkan Allah pasti menerima dan memberikan
balasan padanya.

Apapun yang termasuk dosa dan kesalahan, sepanjang bukan
syirik dan kufur, dimana pelakunya belum sempat bertaubat,
sehingga akhirnya dia keluar dari dunia ini tetap sebagai
seorang mukmin, maka dia adalah seorang mukmin (yang urusannya
ada) dalam kehendak Allah. Jika mau, Allah akan menyiksanya
dengan neraka, dan jika mau Allah pun bisa memaafkannya dan
samasekali tidak menyiksanya dengan neraka. Riya' (pamer),
jika terjadi pada suatu amal maka ia akan menghancurkan
pahalanya. Demikian pula 'ujub (merasa hebat).

*** Tanda-Tanda Kebenaran (Ayat) Para Nabi dan Tanda-tanda
Kemuliaan (Karamah) Para wali adalah Benar (haqq)...

Ayat-ayat adalah tetap di kalangan para Nabi. Karamah pada
wali pun sesuatu yang benar. Adapun apa yang terjadi pada
musuh-musuh Allah semisal Iblis, Fir'aun dan Dajjal,
sebagaimana yang diriwayatkan oleh berbagai berita (yang ada),
maka hal itu terjadi dan akan terjadi. Kami tidak menyebutnya
sebagai ayat maupun karamah. Kami menyebutnya sebagai
"pemenuhan atas kebutuhan mereka". Hal itu dikarenakan Allah
memenuhi kebutuhan musuh-musuhNya sebagai bentuk istidraaj
(pengistimewaan yang melenakan) dan hukuman bagi mereka.
Sehingga mereka pun tertipu oleh semua itu serta semakin
bertambah melampaui batas (thughyan) dan kufur. Semua itu
boleh-oleh saja dan mungkin. 

*** Melihat Allah di Akhirat...

Allah adalah Pencipta sebelum Dia menciptakan. Allah pun
Pemberi rizki sebelum ia memberi rizki. Allah melihat
di akhirat kelak dan orang-orang beriman pun melihatNya, pada
saat itu mereka berada di surga, (mereka melihat Allah) dengan
mata kepala mereka sendiri, tanpa perserupaan (tasybih) maupun
model (kaifiyyah), dan antara Allah dengan makhlukNya tidak
ada jarak yang memisahkan.

*** Definisi Iman...

Iman adalah pernyataan (iqrar) dan pembenaran (tashdiq).
Keimanan penghuni langit maupun bumi tidak bertambah atau
berkurang dari sisi kaum beriman itu sendiri. Akan tetapi ia
bertambah dan berkurang dari sisi keyakinan dan pembenarannya.
Semua kaum beriman sama dalam keimanan dan tauhidnya, namun
bertingkat-tingkat dalam amal perbuatannya.

*** Hubungan Islam dengan Iman...

Islam adalah taslim (penyerahan diri) dan inqiyah (ketundukan)
kepada perintah-perintah Allah ta'ala. Dari aspek bahasa
memang terdapat perbedaan antara Islam dan iman. Akan tetapi,
tidak ada Islam tanpa iman dan tidak akan ditemukan Islam yang
tanpa iman. Keduanya ibarat punggung dan perut (atau luar dan
dalam). Agama (diin) adalah nama yang mencakup iman, Islam dan
syari'at secara keseluruhan.

*** Pengenalan (Ma'rifat) kita kepada Allah ta'ala...

Kita mengenal Allah dengan sebenar-benarnya pengenalan
(ma'rifat), sebagaimana yang Allah sifatkan tentang diriNya
di dalam Al Qur'an, dengan semua sifat-sifatNya. Tidak seorang
pun yang sanggup untuk menyembah Allah dengan sebenar-benarnya
ibadah yang layak bagiNya. Akan tetapi seseorang menyembahnya
sesuai perintahNya, sebagaimana yang Dia perintahkan di dalam
kitabNya dan Sunnah RasulNya.

Semua orang yang beriman sama dan setara dalam hal pengenalan
(ma'rifat), keyakinan, tawakkal, kecintaan, keridhaan, rasa
takut (khauf), pengharapan (raja'), dan keimanan terhadap
semuanya itu. Namun, mereka semua bertingkat-tingkat dalam
seluruh hal yang sudah disebutkan itu, kecuali dalam hal
keimanan.

*** Syafa'at Para Nabi, Timbangan Amal (Mizan) dan Telaga
(Al Haudh)...

Allah ta'ala memberikan keutamaan kepada hamba-hambaNya. Allah
juga adil. Terkadang Allah memberikan pahala dengan
berlipatganda diatas yang seharusnya diterima seorang hamba,
sebagai bentuk karunia dariNya. Terkadang Allah juga menghukum
suatu dosa sebagai bentuk keadilan dariNya, dan terkadang juga
memaafkan sebagai bentuk karuniaNya.

Syafa'at para Nabi 'alaihimus salaam adalah benar (haqq).
Syafa'at Nabi shalla llahu 'alaihi wa aalihi wasallam kepada
kaum mukminin yang berdosa, juga para pelaku dosa besar
diantara mereka, yang sebenarnya berhak menerima hukuman,
adalah benar dan tetap. Penimbangan amal perbuatan dengan
mizan pada Hari Kiamat adalah benar. Dan, telaga Nabi shalla
llahu 'alaihi wa aalihi wasallam adalah benar juga.

Qishash (pembalasan yang setimpal) diantara orang-orang yang
bersengketa pada Hari Kiamat kelak dengan cara diambilkan
kebaikan-kebaikan adalah benar. Jika mereka tidak mempunyai
kebaikan, maka dosa-dosa akan ditimpakan kepada mereka, ini
pun benar.

*** Surga dan Neraka tidaklah Fana'...

Surga dan neraka adalah makhluk yang tidak akan musnah (fana')
untuk selamanya. Hukuman dan pahala dari Allah ta'ala tidak
akan musnah untuk selama-lamanya.

Allah memberikan petunjuk kepada siapa saja yang
dikehendakiNya sebagai bentuk karunia dariNya. Allah juga
menyesatkan siapa saja yang dikehendakiNya sebagai keadilan
dariNya. Penyesatan dariNya adalah dengan membiarkan.
Penjelasan dari "membiarkan" adalah ketika seorang hamba tidak
diberi taufiq kepada apa yang diridhaiNya, dan ini adalah
keadilan dariNya. Demikian pula hukuman orang yang dibiarkan
itu atas kemaksiatannya.

*** Siksa Kubur...

Tidak boleh kita katakan bahwa syetan merampas iman dari hati
seorang hamba yang mukmin secara paksa dan sewenang-wenang.
Namun, kita katakan bahwa seorang hamba itu meninggalkan
imannya sehingga pada saat itulah syetan merampasnya.

Pertanyaan dari Munkar dan Nakir adalah benar (haqq) dan pasti
terjadi di dalam kubur. Pengembalian ruh ke dalam jasad
di dalam kuburnya juga haqq. Himpitan dan siksa kubur adalah
haqq dan pasti terjadi terhadap semua orang kafir dan sebagian
orang mukmin yang bermaksiat, semua itu haqq dan bisa saja
terjadi demikian.

Semua sifat-sifat Allah ta'ala yang disebutkan oleh para
ulama' dengan menggunakan bahasa Persia adalah boleh dipakai,
kecuali tentang tangan (Allah) dalam bahasa Persia. Boleh saja
dikatakan barwa'i khudi (bahasa Persia) yang artinya sepadan
dengan 'azza wa jalla (Maha Perkasa dan Maha Agung), dengan
tanpa penyerupaan (tasybih) maupun kaifiyah (penunjukan
model).

+++ *** Maaf, untuk kata-kata berbahasa Persia dalam teks ini,
kami tidak tahu persis apakah seperti itu cara membacanya.
Kami hanya menerkanya saja.+++++

*** Makna Dekat dan Jauh...

Makna "dekat" maupun "jauh" dari Allah tidaklah dimengerti
melalui panjang atau pendeknya jarak, namun dimaknai sebagai
kemuliaan dan kehinaan. Orang yang taat adalah dekat
kepadaNya, tanpa kayf, sedangkan orang yang durhaka adalah
jauh dariNya, juga tanpa kayf. Jauh, dekat dan menghadap
(adalah makna yang) bisa dikenakan kepada orang yang
bermunajat kepadaNya. Demikian pula pertetanggaan (jiwar,
berdampingan) dengan Allah di surga dan berdiri menghadap
kepadaNya, dengan tanpa kaifiyah.

*** Uraian tentang Perbedaan keutamaan Ayat-ayat Al Qur'an...

Al Qur'an diturunkan kepada Rasulullah shalla llahu 'alaihi
wa aalihi wasallam. Dan, Al Qur'an itu ditulis diatas mushhaf.
Ayat-ayat al Qur'an, dalam arti sebagai kalam Allah, semuanya
setara dalam hal keutamaan dan keagungannya. Hanya saja,
sebagian dari ayat-ayat itu mengandung keutamaan dzikr
(bacaan) dan keutamaan madzkur (apa yang disebutkan
di dalamnya), semisal Ayat Kursi. Sebab, yang disebutkan
di dalamnya adalah keagungan, kebesaran dan sifat-sifat Allah
sehingga terpadulah dua keutamaan di dalamnya, yaitu keutamaan
dari bacaan (al Qur'an) itu sendiri dan keutamaan dari apa
yang disebutkan di dalamnya.

Sebagian ayat yang lain hanya memuat keutamaan dari bacaannya,
seperti kisah orang-orang kafir. Sebab, tidak ada keutamaan
bagi orang-orang yang disebutkan di dalamnya, yaitu kaum
kafir. Demikian pulalah semua asma' dan shifat Allah adalah
setara dalam hal keagungan dan keutamaannya, tidak ada
perbedaan tingkat dalam masalah ini.

*** Putra-Putri Rasulullah shalla llahu 'alaihi wa aalihi
wasallam...

Qasim, Thahir dan Ibrahim adalah anak-anak lelaki Rasulullah
shalla llahu 'alaihi wa aalihi wasallam. Sedangkan Fathimah,
Ruqayyah, Zainab, dan Ummu Kultsum adalah anak-anak perempuan
beliau.

Apabila ada sesuatu yang sukar dipahami oleh seseorang dalam
masalah ilmu tauhid yang rumit dan detail, maka seyogyanya
pada saat itu ia mempercayai apa yang paling benar di sisi
Allah ta'ala, sampai akhirnya ia bisa mendapati seorang 'alim
yang dapat ditanyainya. Ia tidak boleh menunda-nunda mencari
(orang yang bisa menyelesaikan kesulitannya itu). Ia juga
tidak diizinkan untuk bersikap tawaqquf (agnostik) dalam
masalah tersebut. Ia bisa menjadi kafir jika bersikap tawaqquf
dalam hal (yang tidak bisa dia mengerti) itu.

Cerita mi'raj (kenaikan ke langit) adalah haqq. Barangsiapa
yang menolaknya, dia adalah seorang penganut bid'ah yang
sesat.

*** Tanda-tanda Kiamat (Asyrath as Sa'ah)...

Keluarnya Dajjal dan Ya'juj Ma'juj, terbitnya matahari dari
barat, turunnya Nabi 'Isa 'alaihis salaam dari langit, dan
seluruh tanda-tanda tibanya Hari Kiamat berdasarkan apa yang
disampaikan dalam berita-berita (akhbar) yang shahih adalah
benar dan pasti terjadi.

Allah akan memberi petunjuk kepada siapa saja yang
dikehendakiNya menuju jalan yang lurus (ash shirath al
mustaqim). Tammat...



@@@ (THE GREAT FIQH) By Al Imam Al A’tham Abu Hanifah (R.A.)
(90-150H.)

From the Heritage of Islamic Literature...

One of the most regrettable features of the contemporary
Muslim situation is on the sphere of belief that might lead
one to suppose the foundations of Islam to have been so
obscured that the field is open to anyone to redefine the
religion. We begin with the Fiqh al Akbar of Imam al Azam
Abu Hanifa, may God be pleased with him, a brief but
comprehensive statement of the irreducible dogmas ('aqa'id,
sing. 'aqidah) of Islam.

*** The Basics of Monotheism (Tawheed)...

The basics of monotheism (Tawheed)[1], and that which makes
faith (Iman) valid, that one says,

1@ I believe in Allah (God), His angels, His books, His
messengers, resurrection after death, fate, whether good and
bad is from Allah Ta’ala, the accounting, the scale, hellfire,
and paradise, all is true.

2@ Allah is One, not in a numerical sense, but in the sense
that He has no partner, " Say, He is God The One, God the
Samad[2], He begets not, nor was He begotten, and there is
nothing comparable to Him."

3@ He does not resemble anything of His creation, nor does
anything among His creation resemble Him.

4@ He has eternally[3] existed, and will everlastingly[4]
exist, with His names and attributes, both relating to Him and
His actions (not subject to change).

5@ As for the attributes relating to Him, they are, Life,
Power, Knowledge, Kalam, Hearing, Sight, and Will. As for
those relating to His actions, they are, Creating, Sustenance,
Originating, Making, Fashioning, and other attributes of
actions.

6@ He has eternally existed, and will everlastingly exist,
with His attributes and names, neither attribute nor name was
created (or subject to change).

7@ He has eternally been The All Knowing, by of His knowledge,
and His knowledge (just like the rest of His attributes) is an
eternal attribute.

8@ He has eternally been attributed with Power, by His Power,
and His power is an eternal attribute.

9@ He has eternally been attributed with Al Kalam, by His
Speech and His Speech is an eternal attribute.

10@ He has eternally been The Creator, by Creating, and His
creating is an eternal attribute.

11@ He wills for actions and things to happen, His will to
initiate a certain thing is an eternal attribute, He is The
One willing for it to happen. His will is an eternal
attribute, the object of His Will is creation, and His action
is non created.

12@ His attributes existed in eternity, they did not exist
after being non existent, nor were they created. Whoever says
that they are created, existed after being non existent, or is
uncertain about the attributes and doubts them, is a
disbeliever in Allah Ta’ala.

*** The Glorious Qur’an...

13@ The Qur'an is the Kalam of Allah Ta’ala, written on books
(masahif), preserved in the hearts, recited on the tongues,
and revealed to the Prophet, sallallahu alahi wa aalihi wa
sallam. Our utterance of the Qur'an is created, and our
recitation of the Qur'an is created, but the Qur'an (as the
attribute of Kalam of Allah) is not created.

14@ And what Allah Ta’ala mentioned in the Qur'an about Moses
and other of the prophets (alayhem assalatu wassalam) and also
about the Pharaoh and Satan, all of it is Allah’s Kalam,
informing us about them. Allah’s Kalam is not created, but the
speech of Moses and other creation is created. The Qur’an is
the Kalam of Allah Ta’ala, hence, it is not created, unlike
the creation.

15@ Moses, alayhi assalam, received the Kalam of Allah Ta’ala,
as Allah Ta’ala mentioned (which means), “ and Allah addressed
Moses in speech.” Therefore, Allah Ta’ala was always
attributed with Kalam in eternity, before willing to reveal
anything to Moses. Just as Allah Ta’ala, was The Creator in
eternity, even without having created anything. “ Nothing is
like Him, and He is attributed with Hearing and Sight.” When
Allah addressed Moses, He did so with His Kalam that is an
eternal attribute.

*** Dissimilar from every Creation in every Respect...

16@ And all of His attributes are unlike the attributes of the
creation.

17@ He is attributed with knowledge, which is unlike our
knowledge.

18@ He is attributed with Power, which is unlike our power.

19@ He is attributed with Sight, which is unlike our sight.

20@ He is attributed with Hearing, which is unlike our
hearing.

21@ Allah Ta’ala is attributed with Kalam which is unlike our
speech, as it is neither by means of organs, parts, limbs,
sounds, nor letters (alphabets).

22@ Letters (alphabets or Sounds) are a creation. Yet Allah’s
Kalam is not created.

*** The Core of Tawheed [monotheism]...

23@ He is an “ entity/thing”, but unlike other entities/
things.

24@ The intended meaning of saying He is a " thing," is to
merely affirm His existence, but He is not a body[5], nor
substance. Neither composed of nor consists of parts of a
whole, or a whole without parts.

25@ He does not have limits nor ends[6].

26@ He does not have equals nor comparables.

27@ There is nothing similar to Him.

*** Submitting to Allah [Tafweedh] in the Mutashabihaat of
Ayahs[7], without a how/modality...

28@ He added to Himself meanings of Yad (literal meaning is a
Hand), Wajh (literal meaning is Face), and Nafs (literal
meaning is Self), as Allah Ta’ala mentioned in the Qur’an.
Hence, what Allah Ta’ala mentioned about the Yad, Wajh, and
Nafs, are meanings, He added to Himself, without a “ how”
(modality).

29@ It should not be said that His Yad definitively means His
power or His bounty (exclusively), because such a definitive
(and exclusive) interpretation may negate the meaning (Allah
willed). This is the method of the (Qadariyyah) and the
Mu'tazilah.

30@ Rather, His Yad is a meaning He added to Himself without a
“ how” [modality], (as there cannot be a how, because it is
not similar to the creation, not limbs, organs, parts,...etc.,
a modality, for or shape can only be applied to the creation
and attributes of the creation).

31@ Anger and pleasure, are two meanings He added to Himself,
but (must be understood) without a “ how” [modality].

*** The Creating and Decree...

32@ Allah Ta’ala created things out of nothing (He brought
entities from the state of non existence into existence), and
He had knowledge of them in eternity, before their creation.

33@ He is The One who willed and decreed for all things to
happen.

34@ Nothing happens in this universe or in the hereafter
except by His will, His knowledge, His judgment,
predestination, and except it being written on the Sacred
Tablet (Al Lawh Al Mah’footh), yet this inscription is
description, not fore ordaining.

35@ The Ruling (Qada), Decree (Qadar) and Will are eternal
attributes without “ how” [modality].

36@ Allah Ta’ala knows the non-existent, while in its state of
non-existence, as non-existent. And He knows how it will be
when He brings it into existence.

37@ Allah Ta’ala knows the existent, while in its state of
existence, as existent, and He knows how it will perish.

38@ Allah Ta’ala knows the one who is standing, while in the
state of standing as standing, and when in the state of
sitting, as sitting, without Allah’s knowledge being changed,
or new knowledge added to Him.

39@ For change and alteration are attributes of the creation
(not The Creator).

*** The Natural Intellectual Capacity [fitra]...

40@ Allah Ta’ala created the creation free of both belief and
disbelief, and then He addressed them commanding and
prohibiting them. Some people committed blasphemy through
actions, denial and disbelief in the truth by Allah abandoning
them. Those who believe did so through actions, testification,
and affirmation, by Allah guiding and supporting them.

41@ He brought forth the offspring of Adam, alayhi assalam,
from his loins in the as particles, and gave them
intelligence. Then He addressed them and commanded them to
believe and forbade them from disbelief. Then they submitted
to His Godhood, which affirms their belief in Him. Hence, they
are born (on the fitra) in this state (in which they were
initially exposed to the environment of belief) therefore they
are conditioned to believe. Whosoever disbelieves thereafter
is therefore changing and altering their original prior state
(of belief), and whosoever believes and affirms has conformed
and remained steadfast.

*** Actions of the Creation between the total Freedom of
Choice and the Absolute Foreordaining...

42@ He did not constrain any of His creation to either
disbelieve or to believe, nor did He create them as believers
or non-believers, but rather as people, with belief and
disbelief being their own act.

43@ Allah Ta’ala knows the unbeliever, in his state of
unbelief, as an unbeliever, and if he thereafter becomes a
believer, Allah Ta’ala knows him to be a believer in a state
of belief and likes him, without any change to His knowledge
or attributes.

44@ All actions of the creation of Allah, whether motion or
standstill are truly acquired by them, yet Allah Ta’ala is
their creator. All of them are executed by His Will,
Knowledge, Ruling, and Decree.

45@ All acts of obedience are executed by the command, Love,
Pleasure, Knowledge, Will, Ruling, and Decree of Allah Ta’ala.

46@ All acts of disobedience take place by His Knowledge,
Ruling, Decree and Will, but not by His Love, Pleasure and
Command.

*** The Prophets Attributes, their infallibility, and the high
status of the Prophet, sallallahu alayhi wa aalihi wa sallam..

47@ The Prophets, Alayhem assalatu wassalam, are infallibles
of all sins, whether major, minor, or disbelief, and of all
that is detestable/distasteful. It may be, however, that they
commit insignificant lapses and inaccuracies [those are not
true errors, as they usually indicate choosing the good, not
the best. Secondly and most importantly, the Prophets, alayhem
assalam, are immediately alerted to any lapses, and constantly
directed by Allah towards the best].

48@ And Muhammad, alayhi assalatu wassalam, is His beloved,
His worshipper, His Messenger, His Prophet, His pious one, and
His Chosen One. He never worshipped idols, he never associated
anything with Allah, not even for a blink of an eye, and he
never committed a sin, major or minor, ever.

*** The Righteous Caliphates, their Righteous Path and the
importance of Following and Supporting them may Allah be
pleased with them...

49@ The best of people after the Messengers of Allah, alayhem
assalatu wassalam, are Abu Bakr as Siddeeq, then 'Umar bin
al Khattab Al Faruq, then 'Uthman bin 'Affan Thu Nurayn [the
one with two noors (lights)], then 'Ali bin Abi Taleb
Al Murtada [the chosen one], may Allah be pleased with them
all. They were all [true] worshippers, steadfast on the true
path, remained [always] with the truth, and we declare our
loyalty and love to all of them.

50@ We do not mention any of the Companions of the Messenger
of Allah except righteously.

*** The Danger of accusing a Sinful Muslim with Blasphemy...

51@ We do not declare any Muslim a blasphemer because of a
sin, however grave, unless that Muslim considers the sin
permissible. Nor do we revoke the status of belief from him,
and we continue to call him a believer, genuinely. It is
possible to be a sinful believer [deviant] without being a
blasphemer.

*** Wiping the Shoes and Praying Taraweeh...

52@ Wiping the Shoes [that fulfill the conditions] is a Sunna.

53@ The Taraweeh in nights of the month of Ramadan is a Sunna.

*** The Increase and Decrease of Faith (Iman)...

54@ Praying behind sinful or pious believers, is permissible.

55@ We do not say that the believer is not harmed by sins, we
do not say that the believer does not enter Hellfire, nor do
we say that a believer remains in Hellfire everlastingly, even
if he was a sinner, as long as he departed this life on a
state of belief.

56@ We do not say, that our good deeds are (definitively)
accepted, and our sins are forgiven, like the Mur’ji’ah.
Rather we say that whoever does a good deed fulfilling all its
conditions, free of invalidating flaws and nullifying
contents, without having his deed voided through blasphemy and
Riddah [departing Islam by deeds, actions, or words] until
departing this life on the state of belief, Allah Ta’ala will
not repeal his good deeds, rather He accepts it from him, and
rewards him for it.

57@ As for sins less than blasphemy and disbelief, for which
the one who committed them did not repent from them, but died
on the state of belief, then he is subject to Allah Ta’ala’s
will, which may punish him in Hellfire or forgive him, without
punishing him at all.

*** The Conspicuous Shirk...

58@ Associating Ostentation with any deed leads to voiding its
reward, and so would arrogance.

*** Miracles (Mu’jizat), Supernatural Wonders (karamat) and
Beguiling...

59@ Miracles (mu’jiza) are ordained to the Prophets, and the
supernatural wonders (karama) ordained to the pious people
(awliya), are all true.

60@ Supernatural wonders performed by the enemies of Allah,
such as Satan, Pharaoh and the Anti Christ (Dajjal), which are
recorded in narrations as having happened in the past or will
happen in the future, are neither miraculous nor wondrous.
Rather we believe it is simply to facilitate their desires,
because Allah Ta’ala facilitates the needs [istidraaj] of His
enemies to beguile and punish them, so they are fooled, hence,
they increase in tyranny and blasphemy. All of that is
permissible and possible.

*** Eternity and Uprooting [Tashbeeh] Anthropomorphism
Regarding the Attributes of Allah...

61@ Allah Ta’ala was eternally The Creator before He created
and The Provider before He provided.

62@ Allah Ta’ala is seen in the Hereafter, and the believers
in Paradise will see Him with their eyes, without Tashbeeh
(anthropomorphism, attributing Him with attributes of the
creation), or a “ how” modality, nor is there a physical
distance between Him and His creation.

*** Believers are Equal in the Basics of Iman...

63@ Al Iman [essence of Belief] is testification and
affirmation.

64@ The Iman [essence of faith] of those in heavens and on
earth does not increase or decrease with respect to the
content of [essential] faith, but [is vulnerable to] increase
and decrease with respect to the [level] of conviction and
affirmation.

65@ All believers are equal in Iman [essence of faith] and
Tawheed [monotheism], but they vary in their deeds.

66@ Islam is submission and surrender to the commands of Allah
Ta’ala.

67@ Linguistically, there is a difference between Iman [faith]
and Islam, but there cannot be Iman [faith] without Islam, and
there is no Islam without Iman [faith], they are like the
outer and inner part [of one thing].

*** Knowing Allah Ta’ala...

68@ Faith [deen] is a term covering Iman [faith] and Islam,
and all revealed laws.

69@ We can only know Allah Ta’ala righteously by what He
attributed Himself in His Book, and all His attributes [of
Perfection].

70@ No one can worship Allah Ta’ala perfectly as He deserves
to be worshipped, but [the best way is that] one worships Him
according to His orders, as He commanded in His Book and the
Sunnah [tradition] of His Messenger.

71@ All believers are equal [in being charged to seek]
knowledge, conviction, reliance, love, satisfaction, fear,
hope, and the belief in that. But they differ in other than
the essential belief in the afore

*** The Endowments of Allah Ta’ala are due to His Generosity
and Punishment from Him is Just...

72@ Allah Ta’ala is generous with His worshippers, and just.
He may give them a greater reward than they deserve, all due
to His generosity.

73@ He may punish [the sinners] for their sins because He is
Just, and may forgive them because of His generosity.

*** The Intercession of the Prophets, the Mizaan, the Basin,
and the intercession of our beloved Prophet, sallallahu alayhi
wa aalihi wa sallam...

74@ The intercession of the Prophets, alayhem assalatu
wassalam, is a fact...

75@ And the intercession of our Prophet, alayhi [wa alihi]
assalatu wassalam, for the sinful believers and those among
them who committed grave sins and are [consequently] deserving
of punishment, is an established fact.

76@ Weighing the deeds on the scale on the Day of Judgment is
a fact.

77@ The Basin of the Prophet, alayhi wa alihi assalatu
wassalam, is a fact.

78@ Retribution among enemies on the Day of Judgment is a
fact, through redistribution of the rewards [for their good
deeds]. If they have no rewards [for their good deeds] left,
then redistributing the burden of evil deeds to them [from
their opponents] is a true possibility.

*** The Existence of Paradise and Hellfire is Everlasting,
contrary to Deviant Philosophers and Blasphemers...

79@ Paradise and Hellfire [are already created, and] exist
today, and will never perish. The [Hur I’een in Paradise]
shall never die.

80@ The punishment and the reward of Allah Ta’ala, never
ceases everlastingly.

*** The Guidance and Misguidance by Allah Ta’ala...

81@ Allah Ta’ala guides whomsoever He wants because of His
generosity.

82@ And He misguides whomsoever He wants out of His justice,
and His misguiding is by forsaking him, and the meaning of
forsaking [someone] consists in not facilitating for him to
attain the Pleasure of Allah, which is just from Him.

83@ And punishing the forsaken because of committed sins is
just.

84@ It is not permissible for us to say, " Satan yanks faith
from mankind forcefully, and unwillingly." Rather we say,
" when man abandons his faith, then Satan snatches it from
him."

*** The Next World (in the grave) [Al Barzakh]...

85@ The questioning in the grave [shortly after death] by
Munkar and Nakeer is a fact.

86@ The rejoin of the soul [and mind] to the body [shortly
after death for questioning] of mankind is a fact.

87@ The tightening of the grave and the punishment therein is
an inevitable fact affecting all blasphemers and some sinful
believers.

*** Emphasis on Pure Tawheed and Avoiding Tashbeeh
[anthropomorphism]...

88@ Everything about the attributes of Allah Ta’ala, which the
scholars quoted in the Persian language maybe mentioned [as
such], with exception of Yad (which literally may mean hand).
It maybe said " bro khodai” [which literally may mean the face
of God,"] He is exalted and glorified above the attributes of
the creation, without likening Him to the creation nor a
“ how” [modality].

89@ Being Close to or far from Allah Ta’ala does not refer to
spatial distance, great or small. Rather they refer to the
honor rank or disgrace [of someone]. Hence, the obedient
[worshipper] is close to Him, without a ‘ how” [modality]. And
the sinner is far from Him, without a “ how” [modality].

90@ Closeness, and farness or approaching [from Allah]
captivates the beseecher.

91@ Proximity to Allah Ta’ala in Paradise and standing between
His hands are without a “ how”. [The Imam considers these
meanings as “ mutashabeh”, hence, the proximity mentioned does
not entail physical distance, and between His hands does not
refer to limbs, organs nor places or spaces, it means standing
before Him, and that does not entail physical distance, or
place].

*** The Status of the Qur’anic Verses...

92@ The Qur’an was revealed to the Prophet of Allah,
sallallahu alayhi (wa aalihi) wa sallam, and it is inscribed
in the “ Mus’haf” [collections of leaves constituting the
Glorious Qur’an].

93@ The verses of the Qur’an, reflecting the objectives [of
the verses], are equal in honor and magnificence, some,
however, are have [a combination] of its own honor, in
addition to the Glory of its content. An example is Ayatul
Kursi, because it mentions the Majesty, Glory, and attributes
[of perfection] of Allah. Hence, it has a combination of
honor, the honor of being a Glorious Qur’anic verse, and the
Glory of what’s mentioned in it [the Glorious Attributes of
Perfection of Allah].

94@ Other verses have the honor of being a Glorious ayah only.
An example is [ayahs containing] the story of blasphemers,
there is no honor to those who are mentioned in the ayah
because they are blasphemers.

95@ Similarly, all the Names of Superiority and the Attributes
of Perfection are equal in their honor and magnificence, there
is no difference among them.

*** The Children of the Prophet, sallallahu alayhi wa aalihi
wa sallam...

96@ Qasem, Taher and Ibrahim are the sons of the Messenger of
Allah, sallallahu alayhi wa alihi wa salam. Fatima, Ruqayyah,
Zaynab, and Ummu Kulthoom are all the daughters of the Prophet
of Allah, sallallahi alayhi wa alihi wasallam, and may Allah
be pleased with them.

*** The Importance of [Tafweedh] Submitting to Allah, and
Seeking Knowledge...

97@ If a believer faces obscurity in some of the details of
the science of Monotheism [Tawheed], then he must immediately
submit to the correct [general] belief which Allah Ta’ala
wants [according to the meaning Allah willed] until he finds a
scholar to ask [and learn from]. He cannot delay seeking
[knowledge], for hesitation to seek is not excusable, and
ignoring seeking [of conviction in Tawheed] may lead to
blasphemy.

*** The Ascending to Heavens [Mi’raj] and Signs of the Day of
Judgment...

98@ The ascending [Mi’raj of the Prophet, sallallahu alayhi wa
aalihi wa sallam] to heavens is a fact. Hence, whoever denies
the Mi’raj is a deviant and an evil innovator.

99@ The emergence of the Dajjal [anti christ] and of Ya’joog
and Ma’joog [Gog and Magog], the rising of the sun in the
West, the descending of ‘Isa, alayhi assalam [Jesus], from
heavens, are inevitable facts, so are all the other signs of
the Day of Judgment, as narrated in authentic A haadeeth
[Prophetic sayings].

And Allah Ta’ala guides whomsoever He wills to the righteous
way.

+++ English Index []

[1] Monotheism, means Tawheed. Some people translate Tawheed
of Allah as “unity of Allah”, this is a dangerously erroneous
translation, which may lead to blasphemy. Tawheed entails
knowing The Creator, by His attributes of Perfection
indicating His absolute uniqueness and Oneness. Notice that
Al imam Abu Hanifah (r.a.) mentions the Islamic Tawheed as
one, reflecting the belief of early righteous Muslims. This
refutes the evil innovators who presented a recent
philosophical concept of Tawheed being three kinds (i.e.
rububiyyah, uluiyyah, and asma wa sifat). Know, may Allah
guide you, that such classification was never mentioned in the
Qur’an, nor was it ever taught or even mentioned by the
Prophet, sallallahu alahi wa aalihi wa sallam, through out his
entire life, nor any of the Ahlul Bayt or Sahaba al Kiram ever
even mentioned it, nor any of the massive numbers of Taabi’een
nor Tabi’at Taabi’een. Simply stated, the new innovation of
three Tawheeds instead of One, is a recent, unnecessary, and
flawed philosophy. One should exercise the best efforts to
adhere to the pure Tawheed as in the Qur’an and authentic
Sunnah, and reject innovations made by fallible people.

[2] As Samad, it is mentioned in the 2nd ayah of Surat
Al Ikhlaas, aka, surat At Tawheed, and it is among the names
of Superiority of Allah Ta’ala. As Samad means, The One who
is not in need of anything for anything, yet everything is in
need of Him for everything.

[3] Eternal, when eternal or eternity is added to Allah’s
attributes, it means an absolute eternity with no beginning,
as beginning is a thing, and Allah is The Creator of
everything. Also beginning entails time, and Allah is The
Creator of time. It is a reflection of the Arabic word,
Al Azali.

[4] Everlasting, it means without an end. [Al Abadi]. Both The
Eternal and Everlasting are the English translation of the
ayah, which means, " He is the Eternal with no beginning and
The Everlasting with no end." It does not mean the first and
the last, like some erroneous translations.

[5] Allah Ta’ala is not a body, nor is He a matter that has a
mass and occupies space. Allah Ta’ala is The Creator of mass,
matter, bodies and physics. The laws of physics do not limit
Him, but certainly limits everything. Attributing Allah Ta’ala
with a body, or similar to body, body organs, or limbs leads
to unambiguous blasphemy. Allah is The Creator and is not
similar to the creation.

[6] Allah Ta’ala is not attributed with limits nor ends,
because limits, ends, space, place, directions, time, above,
below, and everything else are all His creation. He, subhanahu
wa Ta’ala, existed eternally when nothing else existed, i.e.
no place, no space, no directions, no limits, no above no
below, etc.. all those were brought into existence by Allah,
who is not in need of them to exist, and existed before their
creation without needing them. Attributing Allah Ta’ala with
being confined to the sky, heaven, or above the 7th heaven,
sitting on a throne, consisting of organs and limbs, being a
mass, governed by space or time, being limited by His
creation….etc., leads to unambiguous blasphemy. Allah is The
Creator, and He does not resemble the creation in anyway.
Nothing is like Him.

[7] The Ayat of the Qur’an are classified as per Surat
Al Imran, ayah 7, into two types, Ayat Mutashabihaat and Ayat
Muhkamaat. Linguistically, The Muhkamat verses are those who
linguistically and intellectually cannot accept but one
meaning, such as, which can only mean that Allah is One. The
other verses, Ayat Mutashabihaat, are those ayat who
linguistically and intellectually may accept more than one
meaning. An example would be which means if translated
literally, the hand of Allah is above their hands, yet
attributing Allah with limbs or organs leads to blasphemy,
hence, Al imam Abu Hanifah (r.a) mentioned his way and the way
of the pious predecessors in understanding such
“ Mutashabihaat” words, which is believing in such verses and
submitting their entire meaning to Allah [Tafweedh].
Furthermore, Imam Abu Hanifah, warned from assigning a
specific meaning to such verses, even if those meanings are
facilitated linguistically and do not contradict the
attributes of Perfection of Allah Ta’ala. One thing must be
emphasized though, namely one must have no doubt that those
kinds of verses do not intend to assign a limb, organ, or any
attribute of any creation in any aspect. Attributing such
things to Allah Ta’ala, leads to blasphemy.


@@@ AL FIQH AL AKBAR. by Imam Abu Hanifah... 

Translated by Hamid Atgar, Professor of Persian and Islamic
Studies, University of Calitornia, Berkeley. The following
sets out precisely all the main beliefs (spiritual
convictions) of the Sunni-Hanafi school of law
(madhab/maslak).

" One of the most regrettable features of the contemporary
Muslim situation is an anarchy and confusion in the sphere of
belief that might lead one to suppose the foundations of
Islam to have been so obscured that the field is open to
anyone to redefine the religion. We begin with the Fiqh
al Akbar of Imam al A'zam Abu Hanifah, may God be pleased with
him, a brief but comprehensive statement of the irreducible
dogmas ('aqa'id - sing.'aqidah) of Islam."

****

In the Name of God the Compassionate, the Merciful.

The root of the affirmation of God's unity, and that which
is correct conviction, consists of this, that one says,

1@ I believe in God, and His angels, and His books, and His
messengers and resurrection after death, and that the good and
evil of destiny are from God Most High, I believe too in the
accounting and the scales, hell and paradise, All the
foregoing is reality.

2@ God is One, not in a numerical sense, but in the sense that
He has no partner, " Say: He is God, One; God the Eternally
Subsistent and Besought; He begets not, nor was He begotten;
and there is none like unto Him." He resembles nothing among
His creation, nor does anything among His creation resemble
Him. He has been, unceasing, and He is, unceasing, with His
names and attributes, both those relating to His Essence and
those relating to His acts. As for those relating to His
Essence, they are life, power, knowledge, speech, hearing,
sight, and will. As for those relating to His acts, they are
creativity, sustenance, originating and fashioning ex nihilo,
making, and other active attributes.

He has been, unceasing, and He is, unceasing, with His
attributes and names; neither attribute nor name was created.
He has always and unceasingly been a knower, by virtue of His
knowledge, and His knowledge is a pre-eternal attribute. He
has always and unceasingly been powerful, by virtue of His
power, and His power is a pre-eternal attribute. He has always
and unceasingly been speaking by virtue of His speech and His
speech is a pre-eternal attribute. He has always and
unceasingly been a creator, by virtue of His creativity, and
His creativity is a pre-eternal attribute. He has always and
unceasingly been an agent, by virtue of His activity, and His
activity is a pre-eternal attribute; the object of His
activity is creation, and His activity is uncreated. His
attributes existed in pre-eternity, without being created or
called into existence at a particular moment. Whoever says
that they are created or summoned into existence at a
particular moment, or is uncertain about the attributes and
doubts them, is an unbeliever in God Almighty.

3@ The Qur'an is the Word of God Almighty, written on
collections of leaves (masahij), preserved in men's hearts,
recited on men's tongues, and sent down to the Prophet, upon
whom be God's peace and blessings. Our uttering of the Qur'an
is created, and our recitation of the Qur'an is created, but
the Qur'an itself is uncreated. That which God Almighty
mentions in the Qur'an as a narration from Moses and other of
the prophets (peace and blessings be upon them) and also from
the Pharaoh and Iblis, all of it is God's word, and
constitutes a report concerning them. God's word is uncreated.
It is the Qur'an which as the word of God Most High is
uncreated, not their words, Moses, upon whom be peace, heard
the Word of God Almighty, as God Almighty says, " God
addressed Moses in speech." Thus God Almighty was the speaker,
and Moses, upon whom be peace, did not speak. God Most High
was a creator in pre-eternity, even without having brought
creation into existence, " There is naught like unto Him, He
is All Hearing, All Seeing." When God addressed Moses He did
so with His word that was, like all of His attributes, an
attribute existing from pre-eternity, unlike the attributes of
created beings.

4@ God knows, but not as we know, He has power, but not as we
have power, He sees, but not as we see, He hears, but not as
we hear, and He speaks, but not as we speak, We speak by means
of the speech organs and sounds, where as God Most High speaks
with neither organs nor sounds. Sounds are created, and the
word of God Most High is uncreated, He is a thing, but unlike
other things, by saying " thing". we intend merely to affirm
His reality, He has neither body nor substance, neither
accidental propeity nor limit, neither opposite nor like nor
similitude, He has a hand, a face, and a self( nafs), the
mention that God most High has made of these in the Qur'an has
the sense that these are among His attributes, and no question
can be raised concerning their modality (bila kayf). It cannot
be said that His hand represents His power of His bestowal of
bounty, because such an interpretation would require a
negation of an attribute. This is the path taken by the
Qadarites and the Mu'tazilites (two theological sects in early
Islam that deviated from the path of Ahl as Sunna, trans.)
Rather, His hand is an attribute, of unknowable modality, in
the same way that His anger and pleasure are two attributes of
unknowable modality God Most High created things out of
nothing, and He had knowledge of them in pre-eternity, before
their creation.

5@ He it is Who determined and predestined all things. Nothing
exists in this world or hereafter except by His will, His
knowledge, His determining and predestining, and except it be
written on the Preserved Tablet (al Lauh al Mahfuz). He
inscribed everything there in the sense of description, not
that of foreordaining. Determining, predestining and will are
pre-eternal attributes of unknowable modality. God Most High
knows the non-existent, while in its state of non-existence,
to be non-existent, and He knows too how it will be when He
brings it forth into being. God Most High knows the existent,
while in its state of existence, to be existent, and He knows
too how will be its evanescence. God knows the one who is
standing, and when he sits then God knows him to be sitting,
without any change being produced thereby in God's knowledge,
or any new knowledge accruing to Him. For change and
alteration occur only in created beings.

6@ God Most High created creation free of both belief and
unbelief, and then He addressed His creation with commands and
prohibitions. Some men disbelieved through active denial and
rejection of the truth by virtue of being abandoned by God
Most High. Others believed through active assent and
affirmation, by virtue of the succor of God Most High. He
brought forth the progeny of Adam, upon whom be peace, from
his loins in the form of particles, and appointed for them an
intelligence. He then addressed them and commanded them unto
belief and forbade them disbelief. They assented to His
dominicality, this being a form of belief appropriate to them,
and thus it is that they are born in the possession of a
primordial nature disposed to belief.

Whoever disbelieves thereafter is therefore changing and
altering that primordial nature, and whoever believes and
assents is conforming and strengthening it. None of His
creation has been constrained either to disbelieve or to
believe, God created men not as believers or non believers,
but rather as persons. Belief and disbelief are acts of God's
worshippers. God Most High knows the unbeliever, in his state
of unbelief, to be an unbeliever, and if he thereafter becomes
a believer, then God knows him to be a believer in a state of
belief, without any change occurring thereby in His knowledge
or attributes.

All deeds of God's servants, both of commission and omission,
are in truth acquired by them, God Most High is their creator.
All of them take place by His will, knowledge, determining and
predestining. Obligatory acts of obedience and worship take
place by the command,love, satisfaction, knowledge, will,
determining and predestining of God Most High, and all facts
of sinful rebellion take place by His knowledge, determining,
and predestining and will, but not by His love, satisfaction
and command.

7@ The Prophets peace and blessings be upon them, are free of
all sins, major and minor, of unbelief, and of all that is
repugnant. It may be, however, that they commit insignificant
lapses and errors. Muhammad the Messenger of God (may God's
peace and blessings be upon him !) is His Prophet, His
Bondsman, His Messenger and His Chosen One. He never
worshipped idols, he never assigned partner to God, even for
an instant, and he never committed a sin, major or minor.

8@ The most virtuous of all men after the Messenger of God,
(may God's peace and blessings be upon him !) are Abu Bakr
as Siddiq (may God be pleased with him), then 'Umar ibn
al Khattab, then 'Uthman ibn 'Affan, the 'Ali ibn Abi Talib,
may they all enjoy the pleasure of God Most High. They were
all steadfast in the truth, with the truth , and we proclaim
our allegiance to all of them. We make only good mention of
all of the Companions of the Messenger of God, may God's peace
and blessings be upon him !

9@ We do not proclaim any Muslim an unbeliever on account of
any sin, however great, unless it be that he regards his sin
as permissible. Nor does he forfeit the name of belief, we
continue to call him a believer in essence. It is possible to
be a sinful believer without being an unbeliever.

The wiping of the feet when covered, by way of ablution, is a
sunna (under conditions specified by the fuqaha). Tarawih
prayer in the month of Ramadan is similarly a sunna. It is
permissible to pray behind any believer, pious or sinful. We
say neither that sins do not harm the believer, nor that they
cause him to remain indefinitely in hell, even if he leaves
the world in a state of sin.

10@ We do not say, like Murji'ites (an early theological
school, trans.), that our good deeds are accepted by God, and
our evil deeds forgiven by Him. Rather we say that the matter
is to be clarified and expounded as follows, whoever performs
a good deed in accordance with all requisite conditions, free
of all corrupting deficiencies and nullifying concerns, and
does not then cancel his deed with unbelief or apostasy at any
time before his death, God Almighty will not cause his deed to
be wasted, rather He will accept it and bestow reward for it.
As for evil deeds (other than the assigning of partners to God
and unbelief) for which the believer does not offer repentance
before his death, the will of God Almighty may elect either to
chastise their author or to forgive him, without chastising
him in Hellfire. Hypocrisy and arrogance in any deed annul its
reward.

11@ Miraculous signs (mu'jizat) bestowed on the Prophets are
established as true, and so too ennobling wonders (karamat)
made manifest through the saints (auliya). As for apparently
miraculous and wondrous deeds performed by God' s enemies,
like Iblis, the Pharaoh and the Dajjal, whatever is mentioned
in tradition as having been performed by them in future, is
neither miraculous nor wondrous. Rather it is a question of
their needs being fulfilled by God Most High, this he does in
order to lead them toward destruction and to chastise them,
but they are deceived. They increase in rebelliousness and
unbelief. All of the foregoing is possible and contingent on
God's will.

12@ God Most High was a Creator before He created, and a
Provider before He bestowed provision. God Most High will be
seen in the Hereafter, visible to the believers in Paradise
with their corporeal vision. This we say without any
implication of anthropomorphism, or any notion of quality or
quantity, for there is not a fixed distance between Him and
His creation (to permit any comparison).

13@ Belief means assent and affirmation. There is no increase
of decrease with respect to the content of belief, whether for
angels or men, but only with respect to degrees of certainty
and affirmation. The believers are equal in what they believe
and in their assertion of the divine unity, but enjoy
differing degrees of excellence with respect to their deeds.

Islam is surrender and submission to the commands of God Most
High. There is a lexical distinction between belief (iman) and
Islam, but there is no belief without Islam, and Islam cannot
be conceived of without belief. They are like the outer and
inner aspect of a thing (that is inseparable). Religion (din)
is a name applied to both belief and Islam, and indeed to all
divine codes.

We know God as it is fitting for us to know Him through His
description of himself in His Book, with all His attributes,
but none is able to worship God Most High as He deserves to be
worshipped and as is fitting for Him. Rather man worships God
Most High in accordance with His Command, as promulgated in
His Book and the Sunna of His Messenger. Although believers
are equal insofar as they believe, they differ with respect to
knowledge, certainty, reliance, love satisfaction, fear, hope.

14@ God Most High is both generous and just toward His
bondsmen, bestowing on them in his liberality a reward far in
excess of what they deserve. He requites them for their sins
because of His justice, and forgives them because of His
generosity. The intercession of the Prophets, upon whom be
blessings and peace, is a reality, and in particular that of
our Prophet (peace and blessings be upon him !) for sinful
believers and for those who have committed major sins and are
deserving of requital is a firmly established reality. The
weighing of deeds in the balance on the Day of Resurrection is
similarly a reality, the pool of the Prophet, upon whom be
peace and blessings, is a reality, retribution among enemies
on the Day of Resurrection through the redistribution of good
deeds is a reality. If they have no good deeds, then the
burden of evil deeds is redistributed, this too is a reality.

Paradise and Hell are created and existing today, and shall
never vanish. The hour is shall never vanish, and the requital
exacted by God Almighty and the reward bestowed by Him shall
never cease.

God Most High guides whomsoever he wills out of His
generosity, and he leads astray whomsoever He wills out of His
justice. God's leading man astray consists of His abandoning
him, and the meaning of God's abandoning man is not impelling
him to do that which is pleasing to Him. All this is
determined by His justice.

It is not permissible for us to say, " Satan steals belief
from man with violence and coercion." Rather we say, " Man
himself abandons belief, and when he has abandoned it, then
Satan snatches it from him."

The interrogation by Munkir and Nakir is a reality, the return
of the spirit to the body in the tomb is a reality, the
pressing in upon man of the tomb is a reality, God's
punishment of all unbelievers and some Muslims is a reality.

All of the attributes of God Most High (may His name be
glorified and his attributes be exalted !) may be mentioned by
the 'ulama in languages other than Arabic (here Persian in
particular is mentioned, but the meaning is any non-Arabic
tongue, trans), with the exception of yad (hand). Thus we may
say "the face of God," may He be exalted and glorified,
without any implication of anthropomorphism or of a particular
modality.

Closeness to God Most High and remoteness from Him do not
refer to any spatial distance, great or small, nor do they
refer to the nobility or humility or man in His sight. Rather
the one obedient to Him is close to him, in indefinable
fashion. Closeness, remoteness [or] approaching all, in fact
refer to God' s action towards man (i.e., it is not man who in
the strict sense defines relation to God, it is rather God who
determines that relation). Proximity to God in Paradise and
standing before Him are similarly realities of indefinable
modality.

The Qur'an was sent down to His Messenger, upon whom be
blessings and peace, and it is that which is now inscribed on
collections of leaves. The verses of the Qur'an, insofar as
they are all the Word of God, are equal in excellence and
magnificence, some, however, enjoy a special excellence by
virtue of what they mention, or the fashion in which they
mention it. The Throne Verse, for example, enjoys excellence
on both counts, what it mentions, splendor, magnificence and
other attributes of God, and the way in which it mentions it.
Other verses have no excellence on account of what they
mention, for example, those containing narratives of
unbelievers, but only on account of the way in which they
mention it. Similarly, all the names and attributes are equal
in their magnificence and excellence, there is no difference
among them.

If someone experiences difficulty with the subtleties of the
science of divine unity, it is incumbent upon him to believe
(without further investigation) what is correct in the sight
of God Most High until he finds a scholar to consult. He
should not delay in seeking such a scholar, for hesitation and
suspension of judgment may result in unbelief.

The narration of the Mi'raj (by the Prophet, upon him be peace
and blessings) is true, and whoever rejects it is misguided
and an innovator.

The emergence of the Dajjal and of Gog and Magog is a reality,
the rising of the sun in the West is a reality, the descent of
Jesus (Isa), upon whom be peace, from the heavens is a
reality, and all the other signs of the Day of Resurrection,
as contained in authentic traditions, are also established
reality. And God guides to his Path whomsoever He wills.

(Translated from the text published in Hama, 1392/1972. All
phrases between round brackets were added by the translator.)

Mnemonic, Teknik Memudahkan Ingatan...

Mnemonic, Teknik Memudahkan Ingatan...

Teknik mnemonic sudah dikenal sejak zaman Yunani dan Romawi
kuno dan masih digunakan hingga sekarang. Beberapa kalangan
yang menggunakan teknik mnemonic misalnya, ahli pemasaran,
pengacara perusahaan, bahkan juga pelajar. Apakah mnemonic
itu ?

Pada intinya, mnemonic adalah teknik untuk memudahkan
mengingat sesuatu. Secara lebih khusus, mnemonic berarti
rumusan atau ungkapan untuk membantu mengingat-ingat sesuatu
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dan menurut Stine, mnemonic
adalah kemampuan otak untuk menghubungkan kata-kata, ide, dan
khayalan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa mnemonic
adalah teknik untuk memudahkan mengingat sesuatu yang
dilakukan dengan membuat rumusan atau ungkapan, atau
menghubungkan kata, ide, dan khayalan. Dengan kata lain
mnemonic berarti teknik untuk mendayagunakan daya ingat dengan
cara-cara tertentu.

Adapun manfaat penggunaan mnemonic, karena memudahkan
mengingat, tentunya juga akan memudahkan belajar. Hambatan
belajar akan hilang. Ini akan membangkitkan motivasi siswa
untuk lebih giat belajar, sehingga akhirnya dapat mencapai
hasil belajar yang optimal.

Jadi, capaian akhir penggunaan teknik mnemonic dalam
pembelajaran adalah hasil belajar optimal dengan cara yang
cepat dan mudah. Karena itu, teknik ini perlu diberikan kepada
siswa.

@@@ Mnemonics, Cara Cepat Menghafal...

Merupakan salah satu strategi belajar dalam rumpun elaborasi
atau organisasi karena mnemonics membentuk suatu kategori
khusus. Pada dasarnya, mnemonics berhubungan dengan strategi-
strategi untuk membantu ingatan dengan membantu membentuk
asosiasi yang secara ilmiah tidak ada. Suatu mnemonics
membantu untuk mengorganisasikan informasi yang mencapai
memori kerja dalam pola yang dikenal sedemikian rupa sehingga
informasi tersebut lebih dengan mudah dicocokkan dengan pola
skema di memori jangka panjang.

Pada intinya, mnemonic adalah teknik untuk memudahkan
mengingat sesuatu. Secara lebih khusus, mnemonic berarti
rumusan atau ungkapan untuk membantu mengingat-ingat sesuatu
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dan menurut Stine, mnemonic
adalah kemampuan otak untuk menghubungkan kata-kata, ide, dan
khayalan.

Pengenalan pola merupakan suatu bagian penting dalam
menghubungkan informasi ke dalam memori jangka panjang.
Meskipun Anda mungkin tidak pernah memproses informasi seperti
itu, Anda kemungkinan besar telah menggunakan beberapa jenis
mnemonics yang berbeda dalam kehidupan. Beberapa contoh
strategi belajar dengan mnemonics adalah sebagai berikut,

1@ Chunking atau Pemotongan...

Kapasitas memori otak seseorang sangatlah terbatas apabila
orang tersebut mempelajari suatu kalimat atau deretan angka
yang panjang. Sulit bagi kebanyakan orang untuk menghafal
deretan angka yang digunakan untuk nomor rekening bank atau
nomor handphone. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi
agar nomor tersebut dapat dengan mudah dihafal dan diingat
yaitu dengan melakukan pemotongan pada deretan angka yang
panjang (lebih dari 10 digit). Sebagai contoh, seseorang akan
dengan mudah mengingat nomor handphone yang telah dibagi
menjadi dua potong deret angka yaitu 085648-214225 daripada
harus menghafal deret angka yang panjang 085648214225. Begitu
juga dengan kalimat yang panjang, diperlukan pemotongan agar
kalimat lebih pendek dan mudah diingat.

2@ Akronim...

Akronim membantu memori dengan membuat hubungan antara
informasi baru dan informasi yang telah dikenal. Misalnya
ketika menghafal 7 warna pelangi yaitu merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan ungu, maka kebanyakan orang akan cepat
lupa karena keterbatasan memori pada otak. Tetapi apabila
menggunakan akronim dengan mengingat huruf pertama dari tiap
kata tersebut dalam suatu deretan kata. Tujuh warna pelangi
dapat diakronimkan menjadi MeJiKuHiBiNiU. Contoh lain ketika
mencoba menghafal 7 besaran pokok yaitu panjang, waktu,
intensitas cahaya, suhu, kuat arus, massa, dan jumlah zat akan
lebih mudah diingat dengan diakronimkan menjadi PWISuKaMaJu.

3@ Link Word (Kata Berkait)...

Metode kata berkait diciptakan oleh Richard Atkinson (1975)
sebagai suatu mnemonics untuk belajar kosa kata bahasa asing.
Metode ini menciptakan gambaran mental yang mengkaitkan suatu
kata yang dikenal siswa dengan kata asing yang belum dikenal
siswa.

4@ Rhymes and Songs...

Banyak orang yang jauh lebih jago menghafal lirik lagu
dibandingkan pelajaran, maka dalam menghafal sesuatu, metode
ini cocok untuk digunakan. Misalnya dalam mengingat nama-nama
hari atau alfabet waktu kecil, kita diajarkan menghafalnya
dengan lagu. Nah, itu adalah contoh dari metode mnemonic
rhymes and songs.

5@ Link System...

Teknik ini digunakan dalam menghafal daftar. Kita bisa mencoba
menggunakan mnemonic link system. Misalnya kita perlu
menghafal daftar yang di dalamnya terdiri dari, " anjing,
amplop, angka 13, benang, dan jendela. Kita bisa membuat
sebuah cerita, seekor anjing mengirim amplop ke rumah nomor 13
yang isinya benang lewat jendela.

@@@ Teknik-Teknik Mnemonic...

Ada beberapa teknik mnemonic. Salah satunya adalah metode
berkait. Metode ini bekerja berdasarkan asumsi bahwa pikiran
tidak berfokus pada satu hal. Pikiran selalu berlompatan. Jika
satu pikiran muncul, maka akan disusul pikiran lain. Dengan
mengaitkan pikiran-pikiran itu, akses menjadi mudah.

Untuk pembelajaran, cara penggunaan mnemonic sebagai berikut,
(1) Siapkan fakta atau kata kunci dari materi pelajaran yang
harus diingat, (2) kaitkan kata-kata tersebut antara satu
dengan yang lain, (3) buat visualisasi (khayalan) di dalam
pikiran, (4) panggil ulang kata-kata tersebut.

Misalnya siswa harus mengingat 10 kata kunci berikut, " Rusia,
Amerika, Gajah, Pelawak, Api, Taj Mahal, Mesir, Hitam,
Matahari, Laut (diadopsi dari Kapadia, 2003:56-57 dengan
penyesuaian). Kata-kata itu kemudian dikaitkan dengan teknik
mnemonic.

Contoh kaitan mnemonic, " Rusia berperang melawan Amerika dan
mengubah Amerika menjadi seekor gajah. Gajah itu dinaiki
seorang pelawak yang pergi ke Indonesia untuk menonton API
(Akademi Pelawak TPI). Pelawak itu kemudian mengajak peserta
API ke India untuk menyaksikan Taj Mahal. Dari India, mereka
melanjutkan perjalanan ke Mesir untuk menyaksikan piramida.
Di Mesir, mereka bertemu orang-orang yang berkulit hitam.
Mereka heran dan bertanya mengapa orang-orang itu berkulit
hitam, yang dijawab bahwa mereka terbakar matahari. Mendengar
jawaban itu mereka kaget dan jatuh ke laut."

Dari contoh kaitan mnemonic di atas terlihat bahwa pikiran
(ide) satu saling berkait dengan pikiran yang kedua dan
seterusnya. Satu pikiran diikat oleh pikiran berikutnya
seperti rantai. Jika kita mengingat satu pikiran, maka pikiran
lainnya akan mengikutinya secara otomatis. Kaitan yang
tersusun menyerupai sebuah cerita itu semakin memudahkan siswa
mengingat keseluruhan kata, karena kata-kata yang semula
seperti tidak saling berhubungan kini semuanya tampak logis
dan saling terkait.

Visualisasi dalam mnemonic dilakukan, misalnya dengan membuat
gambaran mental tentang seekor gajah yang dinaiki lima orang
pelawak. Di atas kepala mereka tampak matahari bersinar terang
dan membakar tubuh orang-orang berkulit hitam. Atau
visualisasi yang lebih aneh agar hasilnya maksimal. Revisi
dilakukan dengan memanggil ulang kata-kata kunci di atas.
Penggunaan teknik mnemonic ini mendukung program pembelajaran
yang menarik sehingga perlu dipraktikkan di kelas.

" Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku
aku bebas.” [Mohammad Hatta]

@@@ Keterampilan Metakognitif Membantu Siswa Belajar...

Metakognitif (metakognisi) adalah pengetahuan tentang
belajarnya diri sendiri (Flavell, 1985; Graner dan Alexander,
1989 dalam Nur, 2008). Dapat dikatakan bahwa keterampilan
metakognitif adalah keterampilan dimana seseorang tahu cara
belajar yang sesuai dengan dirinya. Contoh dari keterampilan
metakognitif sendiri adalah keterampilan berpikir dan
keterampilan belajar.

Sebelum siswa mampu menerapkan metakognisi untuk membantu
belajarnya, terlebih dahulu mereka diajarkan strategi-strategi
untuk menilai pemahaman mereka sendiri, menghitung berapa
waktu yang mereka perlukan untuk mempelajari sesuatu, dan
memilih rencana yang efektif untuk belajar atau memecahkan
masalah.

Misalnya, seorang siswa sedang membaca buku. Untuk memahami
ide pokok dalam 1 paragraf, siswa tersebut merasa kesulitan.
Akhirnya dia memutuskan untuk mengulangi membacanya lagi
dengan tempo yang lebih lambat. Atau beberapa siswa yang lain
memilih menggunakan strategi menggaris bawahi kata-kata yang
penting dalam 1 paragraf tersebut. Keterampilan mengatur diri
sendiri dalam gaya belajar yang sesuai dengan dirinya adalah
keterampilan metakognitif.

Menurut Zimmerman dan Schunk (1989, dalam Nur, 2008)
menyatakan bahwa metakognitif adalah belajar bagaimana cara
mengetahui ketika Anda tidak memahami sesuatu dan bagaimana
cara memperbaiki diri sendiri. Strategi metakognitif yang lain
adalah kemampuan untuk memprediksi apa yang cenderung akan
terjadi atau mengatakan mana yang dapat diterima oleh akal dan
mana yang tidak.

Gaya dan kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran
berbeda-beda. Hal ini dibutuhkan strategi efektif agar siswa
dapat memahami isi materi tersebut. Sebagian siswa berkembang
cukup memadai keterampilan-keterampilan metakognitifnya dan
sebagian siswa lain tidak berkembang. Mengajarkan strategi
metakognitif kepada siswa dapat membawa ke arah peningkatan
hasil belajar mereka secara nyata.

Perlu diperhatikan, sering kali seorang guru menyuruh siswa
untuk selalu giat belajar apalagi kalau mendekati UAS, tetapi
banyak guru yang lupa untuk mengajarkan bagaimana cara-cara
belajar yang efektif. Begitupun juga orang tua di rumah. Hal
ini dirasa akan menambah tekanan dan psikologis siswa
terganggu. Bagi anak yang sudah berkembang keterampilan
metakognitifnya memang itu bukan sebuah kendala, tetapi
bagaimana dengan siswa yang belum berkembang keterampilan
metakognitifnya ? Banyak siswa yang mendapat predikat
“nakal/bodoh/pemalas” dari gurunya gara-gara nilainya jelek.

Lebih jauh dari itu, guru tidak mengetahui betapa sulitnya
siswa tersebut memahami isi materi dan belum mengetahui cara-
cara belajar yang efektif. Dengan guru memberikan cara-cara
belajar yang efektif, siswa akan menerapkan cara efektif yang
mana yang sesuai dengan kemampuan dirinya dalam memahami isi
materi.

Sumber: Slavin, Robert E. 1997. Educational Psychology Theory
and Practice: Cognitive Theories of Learning Basic Conceps.
Allyn and Bacon.

Nur, M. 2008. Teori-Teori Pembelajaran Kognitif Cetakan 3.
Surabaya: PSMS Unesa.

Letter To My Dear...^^..

Letter To My Dear...^^..

@@@ Dialog Ustadz Muda dan Wanita Cantik...

Bismillahir Rahmaanir Rahim ..  Cahaya Hatiku... 

Seorang wanita cantik dan gaul mendekati seorang lelaki soleh
yang belum menikah. Dia penasaran kenapa lelaki tampan yang
juga seorang ustadz ini nggak tertarik sama dirinya. Padahal
puluhan lelaki mengejar-ngejar dirinya. Akhirnya di sebuah
kesempatan kajian keislaman, sangwanita yang terpaksa
memakai kerudung, gaul itu memberanikan diri bertanya pada
sang lelaki ini yang menjadi nara sumber kajian tersebut.

Wanita: " Ustadz muda yang tampan dan soleh, apakah dalam
Islam ada yang namanya pacaran ?"

Ustadz: " Maaf Mba, sebelumnya terima kasih, sudah
mendo’akan saya. Sejujurnya saya masih jauh untuk dikatakan
soleh. Segala puji itu hanya milik Allah yang Maha Mulia.
Memang dalam quran surat Al Isro, ayat 32, Allah menegaskan,
" Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu
perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." Nah, pacaran itu
salah satu jalan mendekati zina."

Wanita: " Tapi bagaimana dong, caranya kita kenal dengan calon
suami kita. Emangnya kita mau beli kucing dalam karung ?"

Ustadz: " Mba sepertinya orang cerdas. pasti bisa jawab
pertanyaan ini, Coba kalau seorang penjual ingin dagangannya
cepat laku. Apa yang mesti dia lakukan ?"

Wanita: (Mengernyitkan dahinya) " Mm .. kebetulan saya dulu
jurusan manajemen, saya coba jawab ya. Jadi gini ibu-ibu,
sang pedagang pasti akan berusaha supaya si pembeli tertarik.
Iklannya harus menarik, packagingnya harus keren, diskon
besar, mm .. ya gitu deh. Ih ustadz kok malah nanya balik ?"

Ustadz: " Terima kasih Mba, tepat sekali jawabannya. Itulah
bedanya orang yang menikah dengan cara pacaran dan cara
ta’aruf yang disukai Allah."

Wanita: " Maksud Ustadz gimana sih ? Makin bingung deh ! Iya
kan jama’ah ?" (Sambil melihat pada para jama’ah)

Ustadz: " Saat seseorang berpikir bahwa pacaran bisa membuat
dirinya lebih mengenal calon pasangan hidupnya. Sebenarnya
yang sedang dilakukan dirinya adalah memperindah kemasan alias
topeng dirinya supaya calon pasangannya suka dengan dirinya.
Misalnya, kalau jalan berdua pasti pake baju paling bagus,
sisiran paling rapi, mobil kalau lelaki pake mobil bagus walau
modal pinjem, sampe nraktir walau pake uang pinjaman kanan
kiri. Wanitanya juga demikian, ia akan berdandan bak artis,
pake makeup tebal, biar si pacar makin demen. Nah apakah
selama 2 tahun jalan berdua, mereka sudah mengenal 100 persen
pasangannya ? Saat menikah, ketahuan deh ternyata lelakinya
gak punya mobil, males-malesan, atau justru wanitanya cantik
hanya saat di makeup, konsumtif, dan bau badan misalnya.
Wajar, kalau akhirnya banyak terjadi pacaran 7 tahun, cerai
setelah 7 bulan nikah."

Wanita: " I .. iya juga sih Ustadz. Tapi bagaimana cara kita
mengenal calon pasangan kita ? Nikah kan sekali seumur
hidup ?"

Ustadz: " Inilah indahnya Islam, Mba. Islam sangat menjunjung
tinggi nilai pernikahan. Maka untuk masa pengenalan ada
namanya ta’aruf. Dalam jangka waktu itu setiap pasangan
diperkenankan mencari tahu selengkap mungkin tentang
kepribadian, kesehatan, juga latar belakang keluarga calon.
Tentunya dengan tidak berdua-duaan, sms mesra, atau kegiatan
yang mendekati zina lainnya. Kalau memang ada kepentingan,
bisa sms sekedarnya atau lewat perantara saudara. Saat ada
yang mau didiskusikan untuk ke jenjang pernikahan, harus
ditemani mahromnya. Biar tidak terjadi fitnah."

Wanita: " Ribet banget sih .. Mau nikah aja sulit banget !"

Ustadz: " Lebih sulit lagi, kalau orang tua membiarkan anak
wanitanya, jalan berdua dengan calon yang belum pasti
menikahinya. Namun yang sudah pasti bermaksiat dengannya.
Berapa banyak yang pulang hilang kehormatannya. Lalu dijauhi
begitu saja oleh sang lelaki saat sudah menikmati manisnya ?
Disinilah Islam menjaga harga diri dan kehormatan wanita."

Wanita: (Mulai paham, dan merasa dirinya kotor) Ustadz, tapi
apakah seorang wanita yang banyak dosa dan masa lalunya kelam
bisa dapatkan suami yang soleh ?"

Ustadz: Jangan takut Mba, ampunan Allah begitu besar.
In sya Allah, jika kita terus mensucikan diri, maka Allah
akan memberikan jodoh terbaik bagi diri kita. In sya Allah."

Wanita: " Terima kasih Ustadz. Do’akan agar saya dan para
wanita lainnya bisa bertaubat dan menjadi sebaik-baik
wanita yang dicintai Allah dan mendapatkan jodoh lelaki
soleh seperti Ustadz."

Ustadz: Aamiin. Barakallahufikum...

@@@ [Versi Melayu] Anda Mampu Mendidik Dan Mengubahnya...

Baik dan buruk itu sukar diukur dengan akal yang kita yang
terbatas, kecuali dengan usaha, petunjuk dan kemahuan yang
tinggi. Ilmu kita amat terbatas, kecuali dikehendakiNya.

+++ Al Kisahnya,

Abah : " Jadi, dah buat pilihan siapa yang ko nak kahwini ?"

Pemuda : " Dah. Saya pilih yang berpurdah full package."

Abah : " Abah bantah sekeras-kerasnya."

Pemuda : " Kenapa abah ? Katakan kenapa ? Katakanlah !"

Abah : " Abah nak ko pergi lamar minah yang baru pas STPM,
yang jual pisang goreng, dekat corner tepi rumah Kak Bedah,
Jalan Ampang, tepi kedai tepon, sebelum roundabout, trafik
lite yang ketiga, sebelah balai polis tu."

Pemuda : " HAH ! Ni masa depan saya, abah ! Abah tak boleh
paksa !"

Abah : " Redha orang tua boh ! Tak guna abah hantar kau
ke Jordan belajar agama kalau ko melawan cakap abah yang tua
lagi uzur serta kencing manih ni."

Pemuda : " Hmmmmm...! Baiklah abah. Saya akur, rela dan
redha."

Pemuda tu dah kenal sangat minah tu. Dengan seluar jeansnya,
dengan t shirt ketatnya, dengan tudung pendeknya. Ah, langsung
tak ada ciri-ciri isteri solehah idaman kalbunya. Akhirnya,
keluarga perempuan menerima lamaran keluarga si pemuda.
Setelah kahwin, maka tinggallah si pemuda dengan minah tu.

Suami : " Kalau saya suruh awak buat something boleh tak ?"

Isteri : " Boleh. Saya isteri awak sekarang."

Suami : " Awak pakai tudung labuh boleh tak ?"

Isteri : " Boleh.. tapi sebelum tu, boleh tak ajar saya ilmu-
ilmu agama, cara nak solat dengan betul, perbetulkan mandi
hadas saya, ajar saya al Quran. Selama ni saya nak belajar
agama, cuma tak tahu nak belajar dengan siapa. Tak ada orang
nak tunjuk ajar saya. Tak cukup hanya belajar di sekolah.
Cikgu tak tumpu pada saya, tapi satu kelas."

Suami : " Emm. Insya Allah.." (Rasa sebak dalam hati)

Pemuda tidak sangka, gadis yang disangka buruknya itu lebih
mudah menerima didikan dan ajarannya. Tidak perlu dipaksa
untuk belajar. Mudah menyerap segala ilmu yang diajar bila
hati berkeinginan untuk belajar. Lama-kelamaan, kasih
tersemai, hati bertaut.

Pemuda : " Terima kasih, abah."

Abah : " Bagus, inilah dakwah seorang suami. Kita bukan nak
petik mawar berduri. Tapi kita nak tanam, baja dan semai pokok
bunga mawar. Bunga mawar yang dipetik, pasti layu. Tapi bunga
mawar yang bersama dengan pohonnya, In sya Allah terus segar.
Kau paham tak ?"

Pemuda : " Faham, abah. Anda mampu mengubahnya."

Abah : " Salah tu. Anda mampu mendidiknya."

Pemuda dan abahnya ketawa bersama. Pemuda dan isterinya hidup
bahagia hingga akhirnya. Yang jahil boleh jadi solehah. Yang
tak pakai tudung labuh boleh dipakaikan tudung labuh.

“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal
ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak
mengetahui.” (Surah Al Baqarah: 216) @@@ Segalanya Mungkin...

Islam menggubal adat, membaiki akhlak. Ikut adat rosak bangsa,
jaga akhlak tambah beriman pada yang empunya hak. Beware of
Casanova, that Hurt your Soul[Heart], not your Body[Physical].

@@@ Loafing Time ###

Andaikata manusia mengetahui akan balasan seksa di hari
perhitungan amal (hari akhirat), manusia pasti akan meminta-
minta agar Tuhan mengembalikan mereka ke dunia untuk beramal,
juga diminta melipatgandakan ujian-ujian di dunia, meminta
agar Tuhan menyegerakan balasan dosa maksiatnya di dunia dan
tidak menunda-nunda siksa balasan dosanya kepada alam akhirat.

Aishah berkata-kata, " Wahai Rasulullah, seorang wanita telah
meninggal dan dia dalam keadaan berehat." Maka Rasulullah
marah dan berkata, " Hanya orang yang diampuni sahaja yang
berehat." (Riwayat Ahmad)

Jangan pernah berburuk sangka kepada Tuhanmu, tidak ada
ketaatan sesama makhluk dalam perkara maksiat kepada Allah.
Di akhirat nanti, bukan manusia yang menghisab kita, layak
ke syurga atau ke neraka, tetapi Allahlah yang berhak
mengadilinya. Bayangkan 100 juta tahun diseksa akibat satu
perkara kecil, padahal sudah pernah melalui keperitan hidup
di dunia selama 40 tahun.

Adapun para malaikat, nabi dan rasul cuma diberi ilmu-ilmu
yang telah direncanakan, diizinkan dan dikehendakiNya sahaja.
Ilmu-ilmu yang tidak membawa manfaat tidak diajarkan dan
diberikan kepada mereka serta ilmu mereka terhad kecuali yang
dikehendakiNya. Juga para nabi dan rasul cuma diberi ilham,
atau diperingati dan dicegah oleh malaikat Jibril atas
perintah Allah apabila hati mereka cenderung untuk berbuat
dosa atau bermaksiat.

Andaikata para malaikat dan makhluk bumi memuji-muji hambaNya,
boleh jadi Tuhan mahu mengubah serta menghinakan hambaNya itu
sebagaimana yang dikehendakiNya. Sebagai contoh, orang kafir
yang terkenal dengan kebaikan akhlak dan perbuatannya, bahkan
ada juga kaum kerabat nabi, Abu Thalib bin Abdul Mutalib,
iaitu bapa saudara nabi yang memelihara, melindungi dan selalu
membela nabi Muhammad sejak kecil hingga berakhir riwayat
hidupnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, " Sesungguhnya kamu (hai
Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada
orang yang kamu cintai, tetapi Allahlah yang memberi petunjuk
kepada siapa saja yang dikehendakiNya, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."
(Surah Al Qashash: 56)

Ayat ini merupakan bukti adanya kewajiban bertauhid kepada
Allah. Karena apabila Nabi Muhammad sebagai makhluk termulia
dan yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah, tidak dapat
memberi hidayah kepada siapapun yang beliau inginkan, maka
tidak ada sembahan yang haq melainkan Allah, yang bisa memberi
hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki.

Anak luar nikah itu tidak berdosa, tetapi yang berdosa dan
bersalah adalah perbuatan zina yang dilakukan orang tuanya
tanpa ikatan perkahwinan yang sah, bahkan melahirkan anak
lebih baik daripada membunuh janin suci atau menggugurkan
kandungan.

Jangan syirik kepada Allah dan percaya kuasa-kuasa lain lebih
hebat dari kekuasaan Allah, cuma Allah memberi secebis
keizinan dan kekuasaan kepada alat-alat sembahan yang lainnya
untuk menyesatkan sebahagian yang lainnya (yang terdiri
daripada para pengikut aliran syaitan dengan bantuan-bantuan
jin alam ghaib dengan berbagai tipu daya dunia yang menarik.)

" Dan orang-orang yang tiada menyembah Tuhan yang lain bersama
Allah dan tiada pula membunuh manusia yang diharamkan Allah,
kecuali dengan kebenaran dan tidak pula berzina. Sesiapa yang
Sesiapa yang berbuat demikian, ia akan mendapat dosa dan
di hari kiamat, seksaannya dilipatgandakan dan tinggal kekal
disana dengan hina, kecuali bagi orang yang bertaubat dan
beriman lagi mengerjakan amal soleh. Maka, Allah akan
menggantikan kejahatan mereka dengan kebaikan."
(Surah Al Furqan; 68-70)

" Sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa yang selain daripada
itu (syirik), bagi siapa yang dikehendakiNya. Sesiapa yang
menyekutukan Allah (dengan sesuatu yang lain), maka
sesungguhnya dia telah berbuat dosa yang besar."
(Surah An Nisa; 48)

Bagaimana persoalannya, jika suami melarang isteri menziarahi
saudara atau keluarga yang sakit walaupun ibubapanya sendiri.
Jika tidak diizinkan si suami, boleh digantikan ziarah orang
sakit dengan berdoa kepada Allah agar menyembuhkannya serta
memberikan dia kesihatan agar kembali seperti sedia kala. Doa
itu, senjata paling berharga seorang mukmin.

@@@ Generasi Da'i Genius Moden...

DR. Zakir Abdul Karim Naik, ulama dan tokoh perbandingan agama
paling masyhur dunia saat ini. Anak kelahiran Mumbai India 18
Oktober 1965 ini, adalah da’i yang hebat dalam urusan berdebat
soal kristologi, perbandingan agama, hafal Al Quran dan kitab-
kitab agama lain. Dia dianggap sebagai pengganti dari almarhum
Syaikh Ahmad Deedat yang merupakan da’i hebat dalam urusan
berdebat dengan agama kristen.

Rekaman video dan DVD ceramahnya banyak didistribusikan.
Perkataannya disiarkan pada akhir pekan di saluran Peace TV,
sebuah stasiun televisi milik beliau. Ceramah dan Debat dengan
agama lain banyak beredar di Youtube. Dan kita lihat dari
ceramah-ceramahnya di YouTube, banyak orang-orang non-Muslim
tersebut termasuk pendeta, pandid, dan sebagainya yang tadinya
melakukan debat agama dengan beliau, namun akhirnya masuk
Islam (menjadi muallaf) di acara beliau. Mereka memberikan
kesaksian bahwa Islam adalah agama kebenaran. Zakir Naik
always have the Best Answers...

" Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang
Yahudi dan orang-orang Nasora, dan orang-orang Saabien,
sesiapa di antara mereka itu yang beriman kepada Allah (tanpa
menyekutukan dengan yang lainnya) dan hari akhirat serta
beramal soleh. Maka bagi mereka pahala balasannya di sisi
Tuhan mereka, dan tidak ada kebimbangan kepada mereka dan
tidak pula mereka berdukacita. (Surah Al Baqarah, 62)

" Mereka mengikut ajaran-ajaran sihir yang diajarkan oleh
puak-puak Syaitan semasa pemerintahan Nabi Sulaiman, padahal
Nabi Sulaiman tidak mengamalkan sihir yang kufur itu, tetapi
puak kafir itulah mengamalkan sihir (sebagaimana ahli sihir
zaman Nabi Musa) dan mengajarkan ilmu sihir kepada manusia,
sebagaimana yang diajarkan oleh dua malaikat, Harut dan Marut,
di negeri Babylon, sedang mereka berdua tidak akan mengajarkan
seseorangpun melainkan setelah menasihati mereka sambil
berkata, " Sesungguhnya kami ini cubaan untuk menguji keimanan
kamu, oleh itu, janganlah kamu sesat kafir." Dalam pada itu,
orang yang mempelajari dari ilmu itu, ilmu yang dapat
memisahkan suami dengan isterinya, padahal mereka semua sama
sekali tidak dapat membahayakan seseorangpun dengan sihir itu
melainkan dengan izin Allah. Dan sebenarnya mereka mempelajari
perkara yang membahayakan mereka dan tidak bermanfaat kepada
mereka. Demi sesungguhnya mereka (ahli-ahli sihir) telahpun
mengetahui, sesiapa yang mempelajari dan mengamalkannya, tidak
akan mendapat bahagian di akhirat. Demi sesungguhnya, amat
buruklah apa yang mereka pilih untuk diri mereka, kalaulah
mereka mengetahui." " Dan kalaulah mereka itu tetap beriman
dan bertakwa (redha serta menerima ketentuan takdir Allah
seadanya), sesungguhnya pahala dari sisi Allah itu, adalah
lebih baik, sekiranya mereka mengetahui."
(Surah Al Baqarah, 102-103)

" Kerana Allah jualah yang menguasai segala urusan akhirat dan
urusan dunia. (Golongan yang musyrik mengharapkan pertolongan
benda-benda yang mereka sembah itu) padahal berapa banyak
malaikat di langit, syafaat mereka tidak dapat mendatangkan
sebarang faedah, kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi
sesiapa yang dikehendakiNya dan diredhaiNya."
(Surah An Najm, 25-26)

@@@ The Best Chapters...

Bagi umat Islam, berpeganglah dengan kata-kata Allah yang
terukir di dalam Al Quran, yang diajarkan MalaikatNya (Jibril)
kepada Nabi-nabi utusan dan pilihan-pilihanNya, termasuk Nabi
Muhammad. Sebagai panduan anak-anak Adam selepasnya, juga
peringatan dan hukum aturan alam yang jelas tidak boleh diubah
atau digubal. Selainnya terserah kepada Allah membalas dan
mengampuni makhlukNya jika diizinkanNya.

Semua pendapat dan fahaman makhluk, bebas kamu terima atau
ditolak, kecuali perkataan, kenyataan dan amaran dari TuhanNya
(wahyu dari kitab-kitabNya) dan perkataan-perkataan dari Nabi
dan Rasul.

Jika ditakdirkan makhluk itu sesat, benda-benda, jalan-jalan
dan perkara-perkara menuju kesesatan diaturkan dan
dibentangkan didepannya dan dijauhkan dari perkara-perkara
benar dan petunjuk darinya, hatinya dan akalnya dihiasi dengan
keburukan dan dihinakan makhluk langit dan bumi.

Diriku bukan Ulama atau ahli Dakwah, cuma aku pelajari dari
fahaman-fahaman asing, sesuatu yang menurutku betul, benar dan
membuatkan hatiku tenang dan selesa, tidak terbeban dan
terhindar dari dosa. Boleh jadi saya ditakdirkan berada dalam
kesesatan beragama atau ikut kata-kata hawa nafsuku semata-
mata. Boleh jadi fahamanku, amalanku dan prinsipku sedikit
bertentangan dengan adat, kebiasaan sesuatu masyarakat dan
lari dari fahaman dalam beragama. Ini cuma satu aturan takdir
yang ditentukan sejak azali lagi, jika saya salah, nerakalah
yang paling layak buat saya, di hukum atau diampun, itu
terserah kepadaNya.

Jika sesuatu persoalan ilmu itu tidak kamu arif atau mahir,
katakan tidak tahu, " Maaf, saya tidak tahu, tidak arif." Ini
lebih baik daripada kamu memberi ilmu yang salah tambah
menyesatkan kaum selepasnya. Lalu kamu menyesali, akibat
kata-katamu terdahulu. Andai aku berterus terang dulunya,
pasti aku terlepas siksa-siksaku sekarang (akibat ajaran
salah).

Yang menjadi persoalannya ?

1 @ Adakah hamba-hambaNya menunaikan hak-hakNya kepada tuannya
atau tuhannya ? (Shalat).

2 @ Adakah tuannya atau tuhannya berhak menghukum hamba-
hambaNya, jika hamba-hambaNya mengingkari arahan-arahan dan
perintahNya ? (Begitu juga sebaliknya, balasan atas khidmat
hamba-hambaNya yang taat.)

3 @ Kenapakah Hukum dan Undang-undang ciptaan Tuhan (Akta
Al Quran, milik Allah) tidak boleh digubal atau diubah, dan
dimanakah bukti-bukti yang menyatakan bukti-bukti keterangan
Al Quran tidak rasional dengan zaman millenium ?

Mohon ampun sekali lagi saudara, sekurang-kurangnya
bertanyalah pada ahli ulama yang lebih arif (tentang ilmu-ilmu
agama). In Sya Allah, saya mendoakan agar saudara diberikan
Allah, jalan keluar bagi permasalahan saudara. Juga mintalah
kepada Allah agar dibukakan kunci-kunci hikmah dan petunjuk
dari ilmuNya.

" Musa lahir ketika kemuncak kezaliman Firaun. Nabi Muhammad
lahir ketika Abrahah (tentera Gajah) mahu menyerang Kaabah.
Uthmaniyyah lahir ketika Hulagu Khan (tentera Mongolia
menghancurkan Baghdad) membatunisankan Abbasiah. Muhammad Al
Fateh lahir ketika Uthmaniyah hancur dan Said Nursi lahir
ketika Uthmaniyah nazak. Kemenangan hanya datang, selepas
ujian terberat menimpa gerakan. Supaya yang benar-benar lulus
tapisan akan mengisi kemenangan."

Manusia pada asasnya, makhluk belajar dan suka belajar. Kita
tidak perlu ditunjukkan bagaimana cara belajar. Yang membunuh
kesukaan belajar adalah orang (ibubapa/sekolah) yang berusaha
mengunci, mengatur dan mengawal diri kita (dari cuba
berpandangan jauh dan menyekat kebebasan berfikir).

" Ya Allah, jika si fulan (tersebut) adalah waliMu, mudahkan ia
untuk kebaikan dunia akhirat, dan jika ia adalah musuhMu,
tariklah ubun-ubunnya ke jalan yang Engkau cintai dan ridlai".
" Aku mau menasehati kamu dengan nasehat yang ringkas,
Agungkanlah Tuhanmu, dan sucikanlah Dia, karena Dia melihatmu
di tempat tinggalNya yang Dia pergunakan untuk melarangmu, dan
Dia bisa mengintaimu ditempat Dia memerintahkanmu."

@@@ Surah Pilihanku...

" Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah kamu mengambil
orang-orang yang bukan dari kalangan kamu menjadi “ orang
dalam.” (yang dipercayai). Mereka tidak akan berhenti-henti
berusaha mendatangkan bencana kepada kamu. Mereka sukakan apa
yang menyusahkan kamu. Telahpun nyata (tanda) kebencian mereka
pada pertuturan mulutnya, dan apa yang disembunyikan oleh hati
mereka lebih besar lagi. Sesungguhnya telah kami jelaskan
kepada kamu keterangan-keterangan itu jika kamu (mahu)
memahaminya." (Surah Al Baqarah: 118)

(Lakukan kajian keatas akhlak, sifat dan kelakuan mereka, serta
kelaskan mereka kepada golongan yang dijelaskan di dalam
Al Quran. Dan teguhkan pendirian hati kamu atas keterangan
Tuhanmu, Tuhanmu tidak menipu, cuma manusia biasa menipu
dan mudah pula tertipu.)

" Dan peliharalah diri kamu dari (huru-hara) hari kiamat (yang
padanya) seseorang tidak dapat mengganti atau melepaskan orang
lain sedikitpun, dan tidak akan diterima daripadanya sebarang
tebusan, dan tidak akan memberi manfaat kepadanya sebarang
syafaat, dan orang-orang yang salah itu tidak akan ditolong
(dari azab sengsara)." (Surah Al Baqarah; 123)

" Kamu diwajibkan berperang (untuk menentang pencerobohan),
sedang peperangan itu ialah perkara yang kamu benci, boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu, Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(Surah Al Baqarah: 216)

" Engkau tidak berhak sedikitpun (wahai Muhammad) dalam urusan
(orang-orang yang ingkar) itu, (kerana urusan mereka tertentu
bagi Allah), sama ada dia menerima taubat mereka ataupun Ia
menyeksa mereka, kerana sesungguhnya mereka itu orang-orang
yang zalim." (Surah Ali ‘Imran; 128)

" Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati, dan bahawasanya
pada hari kiamat sahajalah akan disempurnakan balasan kamu.
Ketika itu sesiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan
ke syurga maka sesungguhnya ia telah berjaya. Dan (ingatlah
bahawa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala kemewahannya
dan pangkat kebesarannya) tidak lain hanyalah kesenangan bagi
orang-orang yang terpedaya." (Surah Ali ‘Imran; 185)

" Dan sesiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,
maka balasannya ialah neraka jahanam, kekal ia di dalamnya,
dan Allah murka kepadanya, dan melaknatkannya serta
menyediakan baginya azab seksa yang besar."
(Surah An Nisaa'; 93)

" Dan janganlah kamu lemah (hilang semangat) dalam memburu
musuh (yang menceroboh) itu, kerana kalau kamu menderita sakit
(luka atau mati) maka sesungguhnya mereka pun menderita
sakitnya seperti penderitaan kamu, sedang kamu mengharapkan
dari Allah apa yang mereka tidak harapkan (iaitu balasan yang
baik pada hari akhirat kelak). Dan (ingatlah) Allah Maha
Mengetahui, lagi Maha Bijaksana." (Surah An Nisaa'; 104)

" Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu (wahai Muhammad) Kitab
(Al Quran) dengan membawa kebenaran, supaya engkau menghukum
di antara manusia menurut apa yang Allah telah tunjukkan
kepadamu (melalui wahyuNya), dan janganlah engkau menjadi
pembela bagi orang-orang yang khianat." (Surah An Nisaa'; 105)

" Wahai Rasul Allah ! Janganlah engkau menanggung dukacita
disebabkan orang-orang yang segera menceburkan diri dalam
kekufuran, iaitu dari orang-orang yang berkata dengan
mulutnya, “ Kami tetap beriman”, padahal hatinya tidak
beriman, demikian juga dari orang-orang Yahudi, mereka orang-
orang yang sangat suka mendengar berita-berita dusta, mereka
sangat suka mendengar perkataan golongan lain (pendita-pendita
Yahudi) yang tidak pernah datang menemuimu, mereka ini
mengubah serta meminda perkataan-perkataan (dalam Kitab
Taurat) itu dari tempat-tempatnya yang sebenar. Mereka
berkata, “ Jika disampaikan kepada kamu hukum seperti ini maka
terimalah dia, dan jika tidak disampaikannya kepada kamu, maka
jagalah diri baik-baik.” Dan sesiapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, maka engkau tidak berkuasa sama sekali (menolak)
sesuatu apapun (yang datang) dari Allah untuknya. Mereka ialah
orang-orang yang Allah tidak mahu membersihkan hati mereka,
bagi mereka kehinaan di dunia, dan di akhirat kelak mereka
beroleh azab seksa yang besar." (Surah Al Ma'idah; 41)

" Mereka sangat suka mendengar berita-berita dusta, sangat
suka memakan segala yang haram (rasuah dan sebagainya). Oleh
itu kalau mereka datang kepadamu, maka hukumlah di antara
mereka (dengan apa yang telah diterangkan oleh Allah), atau
berpalinglah dari mereka, dan kalau engkau berpaling dari
mereka maka mereka tidak akan dapat membahayakanmu sedikitpun,
dan jika engkau menghukum maka hukumlah di antara mereka
dengan adil, kerana sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang
yang berlaku adil." (Surah Al Ma'idah; 42)

" Dan apabila dikatakan kepada mereka, “ Marilah menurut
kepada apa yang telah diturunkan oleh Allah (Al Quran), dan
kepada RasulNya (yang menyampaikannya)”, mereka menjawab,
“ Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati datuk nenek kami
mengerjakannya.” Adakah (mereka akan menurut juga) sekalipun
datuk nenek mereka tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula
mendapat hidayah petunjuk ?" (Surah Al Ma'idah; 104)

" Wahai orang-orang yang beriman ! Jagalah sahaja diri kamu
(dari melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah). Orang-orang
yang sesat tidak akan mendatangkan mudarat kepada kamu apabila
kamu sendiri telah mendapat hidayah petunjuk (taat mengerjakan
suruhan Allah dan meninggalkan laranganNya). Kepada Allah
jualah tempat kembali kamu semuanya, kemudian Ia akan
menerangkan kepada kamu (balasan) apa yang kamu telah
lakukan." (Surah Al Ma'idah; 105)

" Whomever Allah protects from the evil of two things will
enter the Garden (paradise). They are, what is between his
jaws (mouth) and between his legs (urine), what is between his
jaws and between his legs, what is between his jaws and
between his legs." Asas Agama+Ilmu Moden+Guna Akal+Gerak Hati.

@@@ NASIHAT TERAKHIR SEORANG BANDUAN...

Seorang " banduan akhir", iaitu yang menantikan hukuman mati
meminta sebatang pen dan sekeping kertas sebagai, " permintaan
terakhirnya". Selepas menulis selama beberapa minit, banduan
tersebut meminta pegawai penjara untuk menyerahkan surat yang
ditulis itu kepada ibu kandungnya.

Surat itu berbunyi…

..........

IBU…,

Sekiranya terdapat LEBIH keadilan di dunia ini, kita berdualah
yang seharusnya dihukum bunuh, dan bukan hanya saya seorang.
Ibu juga bersalah ke atas liku kehidupan yang saya jalani.

INGATKAH IBU ketika saya mencuri basikal milik seorang budak
lelaki yang sebaya saya ? Ibu yang membantu saya menyorokkan
basikal itu dari pengetahuan ayah.

INGATKAH IBU ketika saya mencuri wang dari dompet jiran kita ?
Ibu juga yang pergi bersama saya ke sebuah pasaraya untuk
membelanjakannya.

INGATKAH IBU ketika saya bertengkar dengan ayah dan kemudian
ayah pergi meninggalkan kita ? Ayah sekadar mahu
memperbetulkan diri saya, kerana perbuatan saya mencuri
keputusan akhir sebuah pertandingan yang menyebabkan saya
dibuang sekolah.

IBU…

KETIKA ITU saya hanyalah seorang kanak-kanak, yang tidak lama
selepas itu saya menjadi seorang remaja yang bermasalah. Dan
sekarang, saya hanyalah seorang lelaki yang rosak.

KETIKA ITU saya hanyalah seorang kanak-kanak yang memerlukan
pembetulan, bukannya keizinan (untuk berbuat kerosakan).

TETAPI, SAYA TETAP MEMAAFKAN IBU….

Saya mohon agar surat ini sampai kepada seberapa banyak
ibubapa di dunia ini, agar mereka tahu yang menjadikan seorang
anak itu baik atau jahat adalah… PENDIDIKAN IBUNYA!!!.

Terima kasih ibu kerana MEMBERIKAN ‘nyawa’ kepada saya dan
juga menyebabkan saya KEHILANGANNYA.

Dari anakmu, (Seorang Banduan Hukuman Mati)

**********

PELAJARAN BUAT IBUBAPA.

Perkara paling sukar dalam usaha memperbetulkan masyarakat
sekarang ini ialah untuk membuatkan seorang ibu SEDAR akan
kesilapan diri mendidik anaknya. Lebih sukar lagi untuk
menerima teguran tentang tabiat buruk yang telah berlaku pada
anaknya sekalipun bukti terang nyata di depan mata.

Tiada guna adanya ayah yang tegas dan bijaksana sebagai ketua
keluarga, jika si ibu tidak telus dan tulus merujuk dan
berkongsi maklumat mengenai perkembangan anak-anaknya. Apabila
sedar, keadaan sudah terlambat. “ Rebung sudah menjadi buluh.”

Lebih sulit lagi jika si Ayah juga jenis yang tidak ambil
kisah. Hal ehwal keluarga dan urusan anak-anak diserahkan
kepada isteri semata-mata. Urusan mencari rezeki dan
persekolahan anak semuanya si ibu uruskan. Apabila anak
bermasalah, mencuri, merempit, merogol, hisap dadah bahkan
dilokap polis pun minta isteri juga yang uruskan.

Ramai sekali suami yang hanya tahu meniduri isteri sahaja.
Lebih berat lagi jenis yang hari-hari minta duit isteri dan
asyik keluar bersama rakan-rakan sampai ke tua. Ada pula yang
kaki joli, ketagihan dadah, arak dan judi. Ada pula yang hanya
mahu mencukupkan quota poligami sahaja. Kemudian dikuda pula
semua isteri yang ada untuk turut ‘membaiayai’ dirinya. Hidup
tidak ubah seperti ‘jantan sewaan’ sahaja.

Ada ibu yang berjaya melepasi ujian ini. Ada pula yang
terpaksa membiarkan bukan sahaja anak, malah diri sendiri
untuk ikut mencuri. Mungkin dia ‘terpaksa’ kerana itu sahaja
punca nafkah buat mereka.

Apapun, perlu diingat bahawa tugas utama ibu adalah mendidik
anak. Jika berjaya ibu melangkah ke syurga, maka jejak yang
sama jugalah bakal diikuti oleh anaknya. JEJAK KAKI IBU itulah
yang menjadi hakikat di sebalik ungkapan, “ Syurga itu
di telapak kaki ibu.”. Kisah Siti Hajar dan Ismail a.s. adalah
antara contohnya. Jika ibu sampai bersikap degil dan mungkar,
maka jejak yang sama jugalah bakal ditiru oleh anak-anaknya.
Kisah isteri dan anak-anak Nabi Noh a.s. adalah rujukannya.

@@@ Perihal Wanita...

Ketika Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada
Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam, “ Wahai Rasulullah,
harta apakah yang sebaiknya kita miliki ?” Beliau Shalallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “ Hendaklah salah seorang dari
kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa
berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam
perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan
Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah
no. 1505)

Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, “ Apabila
seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan),
menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan
kepadanya, " Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana
saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan
Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’
no. 660, 661)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Maukah
aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi
penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak
anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya
marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada
tangan suaminya seraya berkata, “ Aku tak dapat tidur sebelum
engkau ridha.” (HR. An Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257.
Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah, Asy Syaikh Al Albani
rahimahullah, no. 287)

Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya melakukan
shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau
melihat surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka beliau
bersabda kepada para shahabatnya, “ Dan aku melihat neraka
maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama
sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum
wanita.” “ Sesungguhnya wanita adalah aurat. Sehingga ketika
ia keluar rumah, ia akan disambut oleh syaithan. Dan kondisi
yang akan lebih mendekatkan dirinya dengan Rabbnya adalah
ketika ia berada di rumahnya.” (HR. Ibnu Khuzaimah, Shahih)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Aku
melihat ke dalam Surga, maka aku melihat kebanyakan
penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat
ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya
adalah wanita.” (HR. Bukhari, no. 3069 dan Muslim no.7114,
dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Aku
melihat ke dalam Surga, maka aku melihat kebanyakan
penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat
ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya
adalah wanita.” (HR. Bukhari, no. 3069 dan Muslim no.7114,
dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Aku
berdiri di depan pintu syurga, lalu (kulihat) kebanyakkan
orang yang masuk kedalamnya adalah orang-orang miskin, dan
orang-orang yang kaya ditahan, kecuali penghuni neraka mereka
disuruh untuk masuk ke neraka, dan aku berdiri di depan pintu
neraka, maka (kulihat) kebanyakkan yang masuk kedalamnya
adalah wanita.” (HR. Muslim, no. 7113) Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “ Sesungguhnya penduduk surga yang
paling sedikit adalah wanita.” (HR. Muslim, no. 7118).

@@@ Wahai Masa DepanKu...

Anda tidak perlu terkejut apabila menghadiahkan pena (pen)
kepada orang bebal, lalu dia memakai pena itu untuk menulis
cemuhan kepada anda. Dan anda tidak usah terkejut, apabila
orang yang anda beri tongkat untuk mengiringi kambing
gembalaannya, justeru memukulkan tongkat itu ke kepala anda.
Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu mengingkari
dan tidak pernah bersyukur kepada Penciptanya sendiri Yang
Maha Agung dan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka
berani membangkang dan mengingkari, maka apalagi kepada saya
dan anda.

Berbuatlah kebaikan hanya demi Allah semata, maka anda akan
menguasai keadaan, tidak akan terusik oleh kebencian mereka
dan tidak akan merasa terancam oleh perlakuan keji mereka !
Anda harus bersyukur kepada Allah kerana dapat berbuat baik,
ketika orang lain di sekitar anda berbuat jahat. Kerana bukan
mereka yang berhak menilai anda, tetapi Allahlah yang paling
berhak menilai tahap keikhlasan dan kejujuran pada hati anda.

Jika anda merasa terusik dan terpengaruh oleh kritikan atau
cemuhan mereka, bererti anda telah meluluskan keinginan mereka
untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan anda. Padahal, yang
terbaik adalah menjawab atau membalas kritikan mereka dengan
berhikmah serta akhlak yang baik. Biarkan saja mereka dan
jangan anda merasa tertekan oleh setiap angkara mereka untuk
menjatuhkan anda. Anda juga dapat melawan perkataan mereka
yang buruk dengan diam seribu bahasa dengan cara memperbaiki
akhlak dan meluruskan setiap kesalahan anda.

" Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi
keuntungan, sedangkan orang yang bodoh akan membuat satu
musibah menjadi bertumpuk dan berlipat ganda."

" Wahai masa depan, engkau masih dalam keghaiban ! Maka aku
tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri
hanya untuk sebuah dugaan. Hanya hari ini, aku berkesempatan
mengemas rumah dan pejabat agar tidak berselerak, berserabut
dan nampak indah tersusun, juga berpegang teguh pada Al Quran,
mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat yang terkandung
di dalamnya, yang mana orang lain disibukkan urusan duniawi
dan tidak berkesempatan melakukannya, manakala aku disibukkan
disetiap detik diriku dalam perkara-perkara bermanfaat."

@@@ Kalimah Syahadah (Kalimah Tauhid)...

La ila ha illallah, Tiada Tuhan selain Allah, Muhammma dar
rasul lullah, Muhammad itu pesuruh dan hamba Allah. (Syahadah)

" Setiap yang berjiwa akan merasai mati, dan Kami menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai suatu fitnah (cubaan
yang sebenar-benarnya dan dihisab dengan halus), kepada
Kamilah kamu akan dikembalikan." (Surah Al Anbiya 21:35)

Berdasarkan kitab suci Al Quran, ternyata bahawa setiap orang
yang telah ditakdirkan hidup dan menyedut udara di dunia, dia
pasti akan mati pada suatu masa samaada dekat atau jauh.
Bukankah para nabi dan rasul Tuhan sendiri telah akur dan
menerima kematian ini.

" Janganlah seseorang kamu mati melainkan dalam keadaan dia
menyangka baik terhadap (ketetapan) Allah (terhadapnya).
Janganlah seseorang kamu mati melainkan dalam keadaan dia baik
sangka (optimis) terhadap Allah." (Riwayat Muslim)

Sebenarnya " Mati" itu ialah sebuah pintu untuk segera menemui
Allah (kekasih) dan memperoleh sebahagian rezeki (kurniaan)
Allah. Sesungguhnya orang Mukmin itu apabila dia hampir mati
dan melihat apa yang disediakan Allah untuknya, nescaya
dirinya menjadi ingin benar-benar untuk keluar (dari dunia.)

" Apabila Allah telah menetapkan seseorang itu akan mati,
di sesuatu tempat (di luar atau jauh dari rumahnya), maka Dia
menjadikan orang itu mempunyai sesuatu keperluan untuk pergi
ke tempat berkenaan." (Riwayat Tirmidzi 2237)

Ketika Nabi menyeru seorang ayah untuk memeluk agama Islam, ia
menjawab, " Saya tidak akan beriman kepadamu kecuali engkau
menghidupkan kembali puteriku !" Nabi bersama lelaki tersebut
menuju ke kubur anak perempuan itu. Nabi lalu bertanya kepada
kubur puteri anak kesayangan, " Apakah engkau suka hidup
kembali ke dunia ?" Kedengaran suara anak perempuan itu
menjawab, " Tidak, demi Allah, saya mendapatkan Allah lebih
baik daripada kedua-dua orang tuaku, dan saya merasakan
akhirat lebih baik daripada dunia."

Baginda sendiri membacakan Muawwidzat (Surah Al Ikhlas[112],
Surah Al Falaq[113] dan Surah An Nas[114] serta Al Fatihah)
lalu menghembuskan dan mengusap pada dirinya. Di waktu sakit
semakin tenat, maka Aishah (isteri baginda) membacakan serta
menghembuskan ke atas kedua belah tangan Nabi, lalu mengambil
kedua tangan baginda untuk menyapukan pada muka baginda.

Kita dinasihati agar lebih berhati-hati dan bersedia untuk
dipanggil Tuhan, biasakanlah dan ajarilah diri dengan selalu
mengucapkan kalimah syahadah.

Rasulullah bersabda, " Aku telah meninggalkan kepada kamu dua
pusaka dan tidak akan tersesat jalan selagi kamu berpegang
teguh kepada dua perkara itu, iaitu Kitabullah (Al Quran) dan
sunnah Rasulullah (Hadith)."

" Saya memesani kamu agar bertakwa kepada Allah, dengar dan
patuh sekalipun kepada (pimpinan) seorang hamba Habsyah
(berkulit hitam), kerana sesungguhnya siapa yang masih hidup
di kalangan kamu, dia akan melihat sesudah saya, akan banyak
perselisihan yang banyak.

Kerana itu, wajiblah kamu mengikut sunnah saya dan sunnah para
khalifah ar Rasyidin yang mendapat petunjuk (yang tidak
bercanggah dengan sunnah saya).

Gigitlah ia dengan geraham kamu (dengan sungguh-sungguh
pegangannya) dan jauhilah kamu dari perkara-perkara keagamaan
yang direka (bidaah), kerana sesungguhnya setiap rekaan dalam
beragama itu adalah sesat (tidak menjalani jalannya yang
sebenar.) (Riwayat Ahmad)

" Tidaklah harus seseorang berpegang kepada pendapat kami
apabila dia tidak mengetahui dari manakah tempat pengambilan,
kami mengambil sumber padanya (daripada jalur-jalur orang
terpercaya)." (Imam Abu Hanifah, wafat 150 Hijrah)

" Sesungguhnya saya adalah seseorang manusia (yang mungkin)
membuat salah dan (mungkin) berlaku benar, maka hendaklah kamu
memerhatikan kepada pendapatku. Maka setiap pendapatku yang
sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah Nabi, hendaklah kamu
ambilkan, dan setiap pendapat yang bertentangan dengan
Al Quran dan As Sunnah, hendaklah kamu tinggalkan. Tiadalah
seseorang sesudah Nabi, melainkan kata-katanya
(berkemungkinan) diambil (dipakai) dan ditinggalkan kecuali
Nabi s.a.w." (Imam Malik, wafat 179 Hijrah)

" Apabila shahihlah sesebuah hadith itu, maka itulah mazhabku
(pendapat dan aliranku), gunakanlah hadith shahih sekalipun
bertentangan dengan pendapat manusia." (Imam Syafie, wafat
204 Hijrah)

" Janganlah kamu mengikutiku dan jangan pula mengikutkan Imam
Malik, Syafie dan Ath Thauri (murid Abu Hanifah), tetapi
ambillah daripada mana-mana sumber yang mereka ambilkan
(sumber Al Quran dan Al Hadith). Sesiapa yang menolak hadith
Rasulullah, maka dia berada ditepi jurang kebinasaan." (Imam
Ahmad, wafat 241 Hijrah)

" Akan masuk ke syurga orang-orang yang hati mereka seperti
hati burung (yakni benar-benar berserah dan percaya kepada
jaminan Allah pada dirinya)" (Riwayat Muslim)

" Sesiapa yang akhir ucapannya (sebelum meninggal dunia),
" La ila ha illallah.", pastilah dia dapat memasuki syurga.
Seseorang yang dapat masuk ke syurga itu selain keimanannya,
bukanlah dengan amalannya semata-mata, tetapi dengan rahmat
atau belas kasihan Allah kepadanya.

@@@ Newest SuperHero...

Paling malaspun, cubalah amalkan selepas sembahyang, amalan
berikut, Taawuz (A' udzu billa hi minash shaiton nirrojim),
" 1@ Surah Al Fatihah, Surah Al Kafirun, Surah Al Ikhlas,
Surah Al Falaq dan Surah An Nas (1xKali), 2@ Zikrullah dengan
Istigfar (As tagfirullah hal azim), Tahlil (La ila ha
illallah), Tasbih (Subha nallah), Tahmid (Alham dulillah),
Takbir (Allah hu akbar) (5xKali), 3@ " La ilaha illallah hu
wahdahu la syarikalahu lahulmulku walahulhamdu wahuwa a'la
kulli syai 'iin qadirrr", " La haulawala quwwata illa billah",
" La ila ha illa anta subha naka inni kuntu minaz zolimin",
" Hasbu nallah wanikmal wakill", Surat At Taubah 128-129
(1xKali), dan 4@ Selawat keatas nabi " Allah humma solli a'la
muhammad, wa a'la a'li muhammad." (5xKali). Fahami Maksud Doa.

Jika tidak keberatan amalkan juga Solat Sunat Tahajjud
(2 Rakaat) dan Witir (1 Rakaat) sebelum hendak tidur, dan
sebelah pagi pula, selepas Solat Subuh, amalkan Solat Sunat
Dhuha (2 Rakaat). Bukannya apa, sebagai amalan tambahan,
pernah tak kamu jatuh cinta, macam tu jugaklah nak dapatkan
cinta dengan Ilahi nie, sahabat-sahabat Nabi rela serah nyawa,
harta kesayangan diorang semata-mata mengharap tuhh, RedhaNya.
Kamu pula, jangan kata Dia tak bagi Chance, bila dah tuppppp..

" Sesuatu yang paling aku takutkan atas kalian adalah para
pemimpin yang menyesatkan. Setiap orang akan dimudahkan
untuk melakukan apa yang sudah ditakdirkan untuknya. Tidak
akan masuk syurga orang yang durhaka, orang mukmin yang
melakukan sihir, peminum arak dan orang yang mendustakan
takdir." (Riwayat Ahmad)

" 34@ Dan Kami tidak menjadikan seseorang manusia sebelummu
dapat hidup kekal (di dunia ini). Maka kalau engkau meninggal
dunia (wahai Muhammad), adakah mereka akan hidup selama-
lamanya ?

35@ Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu
dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan, dan kepada
Kamilah kamu semua akan dikembalikan." {Surah Al Anbiyaa’}

" Perhap, you will think, " We no longer have a teacher,
guidance." But you must not think that. The law remains, the
law that I taught you. Let it be your guide, that time, I
shall no longer be with you." " Once a guy doesn't like the
girl anymore, then its the end of his relationship."

Berkata Al Hasan bin Ali radhiallahu ‘anhuma, “ Generasi
sebelum kamu (para sahabat) melihat Quran sebagai risalah
(surat) dari Tuhan mereka. Mereka bertadabbur pada waktu
malam. Dan beramal dengan hukum hakamnya pada waktu siang.”
(At Tibyan: 28).

An Nahl ayat 104, " Sesungguhnya orang-orang yang tidak
beriman kepada ayat-ayat Allah, Allah tidak akan memberi
hidayah petunjuk kepada mereka, dan mereka pula beroleh azab
yang tidak terperi sakitnya."

Ruangan (lapangan) media ini adalah Diari hidup, catatan idea,
fahaman dan pegangan yang diterima akalku dan hatiku. ( Itulah
sebenarnya kebebasan berfikir, Freedom of Thought).
Pergilah kepada kaummu (ahlikeluargamu) yang pernah hilang,
peringati mereka akan kewujudan dan sifat-sifat Tuhanmu.

@@@ Tips Menghadapi Ujian Nasional.....

Pastinya anda semua ingin mendapatkan nilai yang baik/bagus
disaat anda sedang menghadapi Ujian Nasional tersebut. Dalam
menghadapi Ujian Nasional yang perlu anda utamakan adalah
kesehatan, agar disaat melaksanakan UN anda bisa dengan sukses
mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam Ujian Nasional. Berikut
ini ada beberapa Tips Menghadapi Ujian Nasional...

* 1@ Disaat Sebelum Dimulai Ujian Nasional...

Mengingat ujian tinggal beberapa bulan lagi usahakan ketika
belajar di kelas belajar kelompok atau belajar di tempat les
anda harus benar benar fokus, boleh kadang bercanda hanya
sekedar untuk melepas penat dan biarlah otak kita beristirehat
sejenak.

Keduanya rajin-rajinlah latihan mengerjakan soal atau ikut
try out, hal ini bisa melatih mental kita dan kita bisa tahu
siapa siapa saja saingan kita, hal ini berguna banget buat
menyiapkan diri waktu ujian berlangsung, tapi jangan
menyontek. kalau menyontek waktu try out atau melihat ujian
sama saja bohong buat apa ikut try out, cape cape bayarnya
juga mahal pula tapi yang kalian cari hanya peringkat tinggi
di try out tadi hanya sekedar untuk gengsi, kerjakan sendiri
saja apapun hasilnya ini untuk mengukur kemampuan kita
sendiri.

Jangan lupa refreshing buat penyegaran otak biar tidak stres
tapi jangan keterusan, usahakan refreshing ke tempat rekreasi
alam bisa bersama teman atau keluarga jangan malah cuma ngenet
atau maen game di rumah.

Jangan lupa olahraga biar tidak gampang sakit, rajin beribadah
penting banget itu untuk mententramkan hati kita, sering-
sering konsultasi ke guru atau orang tua tentang pelajaran
atau tentang informasi di perkuliahan.

* 2@ Waktu Sedang Melaksanakan Ujian Nasional...

Malam sebelum ujian sebaiknya jangan belajar yang terlalu
berat. Gunakan waktu ini hanya untuk mengingat kembali materi
yang telah kita kuasai dan jangan mencoba belajar materi yang
sama sekali tidak kita kuasai.

Yakinlah bahwa bekal yang kalian siapkan untuk ujian sudah
cukup dan selalu berdoa. Bangunlah lebih awal pada hari H
sekedar hanya untuk sholat agar di beri kekuatan yang besar
untuk menghadapi soal soal hari ini sesulit apapun itu bagi
yang muslim. Jangan lupa sarapan sebelum berangkat dan minta
doa restu dari orang tua di jamin bakal tenang dan jangan
sampai telat.

Pastikan semua perlengkapan ujian telah siap jangan sampai ada
yang ketinggalan, kalau ada hal yang terlupa bisa di pastikan
hal ini akan membuat anda panik dan jadi down sebelum ujian.
Waktu terima soal ujian cobalah untuk tersenyum seburuk apapun
soalnya nanti dan sejelek apapun penjaga di ruang ujiannya,
kalau bisa ketawa ketawa saja di buat rileks.

Jangan lupa berdoa sebelum mengerjakan, nikmatilah detik detik
ketika anda mengerjakan soal demi soal, jangan di buat stres
dengan soal soal yang sulit di buat senyum saja ketika ada
soal sulit, di hitung pelan pelan kalau tidak bisa tinggalin
saja ganti soal yang lain, tapi ingat waktu, setelah selesai
jangan lupa mengecek kelengakapan identitas di lembar jawaban,
ini penting banget hukumnya fardhu ain jangan lupa berdoa
setelah selesai.

* 3@ Setelah Selesai Ujian Nasional.

Jangan pernah membahas soal yang telah anda kerjakan karena
hal ini tidak akan merubah apapun justru anda akan kecewa
ketika nantinya anda tahu ada jawaban anda yang salah (so keep
convident but dont over convident).

Ingat yang mengoreksi lembar jawaban kita sebenarnya bukanlah
scanner atau petugas koreksi atau yang lainnya, yang
mengoreksi jawaban kita sebenarnya adalah Tuhan kita, Allah
SWT. Dia menilai apakah kita pantas mendapatkan hasil yang
maksimal atau tidak, Allah akan menilai usaha kita dalam
menempuh ujian ini.

Hal yang terpenting adalah usaha kita soal hasilnya kita
serahkan kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Dialah
yang tahu yang terbaik untuk kita. Study Tipsssss...
Learn + Exercise... Funnn... Make your Body Slimmed...
Practices some Move...

@@@ +++ Mitos Menyesatkan Seputar Makanan...^^..

* 1@ Gula Menyebabkan Diabetes...

Jika Anda penderita diabetes, Anda perlu memperhatikan asupan
gula dan karbohidrat untuk menjaga kadar gula darah. Bila
bukan diabetesi, asupan gula tak menyebabkan diabetes. Yang
benar, makanan tinggi kalori, termasuk banyak minum dan makan
manis, kegemukan, dan tak pernah olahraga adalah faktor risiko
utama penyebab penyakit diabetes tipe 2.

* 2@ Semua Lemak Buruk...

Kita semua butuh lemak karena lemak membantu penyerapan
vitamin A, D, E, K, transmisi saraf, dan menjaga integritas
membran sel. Namun, ketika dikonsumsi berlebihan, lemak
menyebabkan peningkatan berat badan, penyakit jantung, dan
kanker. Tentu tidak semua lemak buruk. Pilihlah lemak baik
yang disebut lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda
dalam pola makan sehari-hari. Lemak tak jenuh ini terdapat
pada ikan dan kacang-kacangan.

* 3@ Turunkan Kolesterol Dengan Pantang Seafood...

Kuncinya adalah konsumsi dalam jumlah wajar karena seafood
memang mengandung kolesterol. Kadar kolesterol dalam tubuh
sebagian besar dipengaruhi oleh lemak jenuh dan trans fatty
acid. Keduanya ini terdapat dalam daging merah dan makanan
kemasan olahan. Trans fatty acid terdapat di snack kemasan,
gorengan, atau margarin yang berisi minyak hydrogenated.

* 4@ Hindari Karbohidrat Agar Berat Badan Cepat Turun...

Pesan utama diet rendah karbohidrat adalah karbohidrat
mempercepat produksi insulin yang ujung-ujungnya akan menambah
berat badan. Namun, membatasi asupannya secara berlebihan bisa
membuat tubuh kekurangan karbohidrat untuk kegiatan harian.
Akibatnya, tubuh akan membakar cadangan karbohidrat untuk
energi, dengan melepaskan air. Itulah sebabnya Anda kehilangan
banyak air ketika diet rendah karbohidrat.

* 5@ Tidak Makan Malam Membantu Menurunkan Berat Badan...

Banyak orang berpikir, makan lebih sedikit berarti mempercepat
penurunan berat badan. Mereka tidak tahu, ketika tak makan,
tubuh berpikir kita sedang kelaparan dan karenanya
memperlambat proses metabolisme. Kita pun cenderung makan
banyak sesudah melewati waktu makan. Karena itu, jangan
lewatkan waktu makan. Cara yang sehat adalah makan sering
tetapi dalam porsi kecil agar gula darah terus seimbang.

@@@ Ilmu Bermanfaat..

Secret of Happiness is meeting the Challanges of each new
day with Calm Faith. Without breaking the Rules of Life+Cute.
Verily, Allah does not look at your appearance or wealth, but
rather He looks at your hearts and actions. You can destroy
our homes, but you can never take away our smiles. You can
study the entire Al Quraan, study a million hadiths, read a
thousand books, but knowledge without practice is useless.

" Saya melihat negara Islam sedang mengandungkan bayi-bayi
Barat dan suatu hari mereka akan melahirkan anak-anak yang
berkiblat ke Barat. Pada masa yang sama, saya melihat negara
Barat sedang mengandungkan bayi-bayi Islam dan suatu hari
nanti mereka akan melahirkan pejuang-pejuang Islam." " Agama
adalah Sinaran bagi Hati, sedangkan Ilmu-ilmu Moden adalah
Cahaya bagi Akal." " Sesungguhnya Al Quran itu wahyu Allah.
Saya akan buktikan dan menunjukkan kepada dunia yang Al Quran
itu seperti matahari yang tidak akan padam cahayanya dan tidak
akan dapat dimusnahkan." Kata nasihat Badiuzzaman Said Nursi.

Badiuzzaman Said Nursi juga terpaksa memutuskan hubungannya
dengan dunia luar bagi membaca, mengkaji dan mentafsir
buku-buku. Beliau juga mengurangkan tiga perkara, iaitu
kurang mengambil makanan, kurang bercakap dan kurang berehat.
Beliau pernah dikurung di dalam rumah pemimpin yang dilengkapi
perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku ilmiah dari
barat serta kitab-kitab agama.

Rabiatul Adawiyah hafal semua Al Quran 30 juzuk semasa umur
10 tahun (fasih maksud dan kandungan ayat-ayatnya). Beliau
gemar berdiri melakukan solat sunat, membaca Al Quran dan
zikir bermunajat kepada Allah pada malamnya. Tinggalkan
apa yang meragukan anda menuju apa yang tidak meragukan
anda. Aku berlindung dengan nama Allah daripada Syaitan,
Politik serta perlakuan, amalan, perkara dan barang yang tidak
Halal buat diriku.

Tujuh lapis langit dan bumi, berat lagi kalimah , " La ilaha
illallah." (Tiada Tuhan (ilah) selain Allah.) Dialah juga
memutuskan apa yang terbaik bagiku dan bagi kamu. Shalat
Sunnat (di rumah) tanpa dilihat orang lain lebih baik, Shalat
Fardhu (wajib berjemaah) di Masjid juga lebih baik, sebaik-
baik shalat adalah di rumah, kecuali shalat fardhu.

@@@ Learn New Ideas Over The Whole World...

Kamu didik keluargamu dengan kekayaan dan kerakusan harta,
nescaya keluargamu akan rosak binasa. Tetapi jika kamu didik
keluargamu dengan kekayaan ilmu dan beragama (walaupun hidup
kedaifan dan kemiskinan), nescaya keluargamu akan selalu
berbahagia. Ilmu suluh hidup (SKTM1, sekolahdalamkenanganku).

Bermula mendidik dengan keluarga kamu seadanya. Jangan cuba
bercita-cita mendidik masyarakat, jika keluargamu sendiri
berjalan tidak betul. Jika tidak berjaya, serahkan pada Yang
Maha Kuasa dan bersedia serta redalah akan sebarang ketentuan
dari takdirNya. Tanam dan Ajarkan kebaikan untuk dirimu dan
keluargamu dahulu.

Surah Yassin adalah jantung Al Quran, tiadalah seseorang itu
membacanya menginginkan Allah dan Akhirat melainkan Allah
mengampuninya. Maka bacalah ia pada orang yang sedang mati.
Diniatkan dalam hati, " Sahaja aku sedekahkan surah al Fatihah
dan Yassin ini untuk saudara/ri.......... kerana Allah taala."

Sesungguhnya (Surah Yassin) adalah jantung Al Quran kerana
kandungannya yang mengandungi bukti-bukti nyata, tanda-tanda
jelas, ilmu-ilmu kejadian alam, makna-makna yang terperinci,
janji-janji yang akan berlaku serta peringatan yang berkesan
walau dengan keringkasannya.

Jika dibacakan surah Yassin disisi seseorang yang sedang sakit
mati, maka akan diringankan (saat sakratul maut) akan dia.
Surah Yassin ayat 70, " Supaya ia memberi peringatan kepada
orang yang sedia hidup (hatinya), dan supaya nyata tetapnya
hukum (azab) terhadap orang-orang yang kufur ingkar."

Surah Al Baqarah ayat 156, [Inna lillahi wa inna ilaihi ra
ji'un.] " Iaitu orang yang apabila mereka ditimpa (oleh Allah)
sesuatu kesusahan, mereka berkata, " Sesungguhnya kami adalah
kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali." +++

Surah Adz Dzariyat ayat 56, " Dan (ingatlah) tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka menyembah
dan beribadat (menghambakan/mengabdikan diri) kepadaKu."

Surah Al Qasas ayat 88. " Dan janganlah engkau menyembah Tuhan
yang lain bersama-sama Allah, Tiada Tuhan melainkan Dia. Tiap-
tiap sesuatu akan binasa melainkan Zat Allah. BagiNyalah
kuasa memutuskan segala hukum dan kepadaNyalah kamu semua
dikembalikan (untuk dihitung amal masing-masing dan menerima
balasan)."

" Sesuatu yang ditakdirkan tidak menimpa engkau, tidak akan
berlaku ke atasmu, sebaliknya sesuatu yang telah ditentukan
oleh takdir menimpa engkau, tidak akan terlepas daripadanya."
(Riwayat Tirmidzi...)

Allah tidak ingin hambanya menumpukan perhatian kepada orang
lain, melainkan hanya kepadaNya sahaja. Sepatutnya kita hanya
mencintai Allah dan tidak mencintai makhluknya, yang selainnya
hanya pendamping sementara kita saat di dunia. Yang kekal dan
pasti perjumpaan denganNya (Allah) dan ketentuan alam akhirat.

Allah tabaraka wa taala berfirman, " Jika hambaKu suka bertemu
denganKu, maka Aku juga suka bertemu dengannya. Jika dia benci
bertemu denganKu, maka Akupun benci bertemu dengannya."

Seseorang Hamba yang beriman, akan beristirehat (dengan
kematiannya) dari kehidupan dunia dan kesusahannya menuju
rahmat Allah (Syurga), sedang Hamba yang fajir, maka para
manusia, negeri, haiwan dan tumbuhan pepohonan beristirehat
darinya (dari kerosakan dan keburukan yang dilakukannya).

Apakah engkau juga tidak Rela atas apa yang dipinjamkan (hidup
dan mati setiap makhluk ciptaanNya) Allah padamu, lalu Dia
(Allah) mengambilnya kembali, padahal Dia lebih berhak
ke atasnya dari dirimu. Allah menjadikan qurratul ain
(penyejuk/penghibur hati) bagiku pada (saat dan waktu aku
melaksanakan) shalat. Selayaknya itu kewajipan Hamba terhadap
Penciptanya.

Allah tidak rela aku (kekasih Allah) menikah atau menikahkan
anakku (Ruqayyah dan Ummu  Khulsum) dengan seseorang yang
bukan termasuk ahli syurga. Sesungguhnya aku berlepas diri
dari apa yang kamu lakukan !!!

@@@ Tegakkan Hukum Ilahi...

" Laki-laki tukang zina tidak (pantas) kahwin, melainkan
dengan perempuan penzina atau musyrik, dan seorang perempuan
tukang zina tidak (pantas) kahwin, melainkan dengan laki-laki
penzina atau musyrik. Yang demikian itu diharamkan atas orang-
orang mukmin (suka memelihara diri, bukan penzina). Perempuan
Jahat untuk laki-laki Jahat, dan laki-laki Jahat untuk
perempuan Jahat, dan perempuan Baik untuk laki-laki yang Baik,
laki-laki yang Baik untuk perempuan-perempuan Baik. (Surah
An Nur: 3&26)

Rasulullah selalu memuliakan Aishah, " Jangan kamu ganggu
dalam urusan Aishah. Sesungguhnya, tidak pernah wahyu turun
ketika aku berada dalam satu selimut, salah seorang di antara
kamu (isteri-isterinya) selain Aishah." Aishah walaupun
terlalu muda, tetapi menguruskan sendiri (tanpa bantuan hamba
atau orang lain) keadaan rumahtangga Rasulullah dengan
teratur, makan serta minum, pakaian serta baik tutur kata dan
akidahnya.

You can only get married, when Allah wants you to, and you
can only merry, when Allah blesses it for you. No matter how
hard you try, or how many proposals came, it will only happen
when Allah wills. Puts your trust in Allah, in sha Allah.
Every punishment from Allah is pure justice and every blessing
from Allah is pure grace. It is not halal for a women who
believe in Allah and the Last Day to travel the distance of
the day and night without a man who is her mahram.

Whomever Allah protects from the evil of the two things will
enter the Garden(paradise), they are what is between his
jaws(mouth) and what is between his legs(urine). A women
without Imaan is like a flower without its fragrance, a man
without Imaan is like a book without words. Her character will
raise your children, not her beauty. The world is full of
treasures, and among them the best treasure is righteous wife.
Follow the Sunnah, not Society.

If you want to talk to Allah then pray, however if you want
Allah to talk to you, then read the Quran. We don't pray to
exist, we exist to pray. This world is a prison for the
believer and a paradise for the non believer. The people who
were not tested in this Dunya will wish their skins were cut
up, when they see the rewards for those who were tested.

@@@ Harta Tinggalanku...

" Aku tinggalkan bagi kamu dua perkara. Jika kamu berpegang
teguh kepada keduanya, kamu pasti tidak akan tersesat. Salah
satu dari dua perkara itu lebih agung daripada yang lain,
Kitabullah Al Quran (sebuah tali yang terentang dari langit
ke bumi), dan keturunanku, Ahli Baitku. Keduanya tidak akan
terpisah satu sama lain hingga hari kiamat nanti. Maka,
fikirkanlah baik-baik bagaimana kamu akan berpegang teguh
kepada keduanya setelah aku pergi."

Nabi tidak diperintahkan menyampaikan tetapi Nabi mendapat
wahyu, Rasul adalah orang yang mendapat wahyu dan
diperintahkan Allah untuk menyampaikan. " Waspadalah dari
bercakap mengenai aku (Nabi Muhammad), apa yang kamu tidak
tahu, sesiapa berdusta mengenaiku (Rasul Allah) akan menempah
tempat di dalam neraka."

Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh dari Syaitan-
syaitan yang terdiri dari kalangan manusia dan jin. Seseorang
musuh tidak dapat memBunuh atau meMatikan kita jika tidak
diizinkan Allah. Nabi Zakaria dan Nabi Yahya dibunuh oleh
pegawai kerajaan kerana menegakkan hukum Allah.

Kita juga tidak dapat menghapuskan musuh-musuh kita jika tidak
diizinkan Allah. Segala perbuatan dan perlakuan makhlukNya
selari dengan Takdir ketentuanNya. (LauhMahfuz, kitab Hidup,
Mati dan Rezeki ciptaanNya).

Hasan al Banna memulakan kata-kata, " Saya mahu mengingatkan
diri saya dan kawan-kawan saya termasuk tuan-tuan semua bahawa
Allah itu Esa. Dia yang menghidup dan mematikan kita. Dia
mengutus Nabi Muhammad s.a.w bagi menyampaikan risalahNya
kepada kita. Yakinlah tuan semua bahawa kita semua akan mati.
Dan yakinlah tuan semua bahawa di sana ada alam kubur, ada
padang mahsyar, ada syurga dan ada neraka. Jangan kalian
mencemar Islam dengan ilmu yang ada padamu, kelak nanti Allah
akan mencemarmu di akhirat."

Adakah tujuan kamu hendak mendapatkan khazanah ilmu bagi
membolehkan kamu menandingi para ulama terkenal ? Sesiapa yang
menuntut ilmu bukan kerana mencari keredhaan Allah dan tidak
mengamalkan ilmu itu, dia akan menerima balasan api neraka.

Berjalan kepada Allah itu ada 4 jenis, iaitu fikir pada
perjalanan syariat, zikir pada perjalanan tariqat, sabar pada
perjalanan hakikat dan syukur pada perjalanan makrifat.

Dalam perkara menuntut ilmu, elok kita terus meminta
pertolongan daripada Allah. Sekiranya kita meminta pertolongan
daripada makhluk, pasti lambat laun berakhir dengan
kekecewaan. Kejayaan itu berada di tangan Allah, kerana itu
kita perlukan kekuatan dan pertolongan daripada Allah sahaja.
Sebagai hamba Allah, menghadapi kegagalan dalam penuh
kemuliaan adalah jauh lebih baik daripada kejayaan dalam penuh
kehinaan. Sebarang ketentuan daripada Allah pasti terjadi.

Orang yang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja kerana
mereka berjaya, namun mereka menjadi berjaya kerana mereka
lebih suka bekerja. Mereka tidak mensia-siakan waktu untuk
menunggu kejayaan. Rahmat sering datang kepada kita dalam
bentuk kesakitan, kekecewaan dan kehilangan, tetapi kalau kita
sabar, kita akan segera melihat bentuk aslinya. Kita 5 tahun
ke depan dipengaruhi oleh apa yang kita baca, kita dengar,
kita lihat dan dengan siapa kita bergaul dari sekarang dengan
ke 5 tahun ke depan.

Perniagaanlah yang paling banyak melalaikan manusia dari
mengerjakan shalat dan ketaatan, sehingga mereka tidak
mendatangi masjid untuk mendirikan shalat. Para pedagang akan
mendapatkan banyak ujian ketika berdagang. Jika dia tidak
memiliki benteng yang kuat, maka dia akan terjatuh kepada
banyak perbuatan dosa.

Mereka tahu bahawa apa-apa yang berada di sisi Allah jauh
lebih baik untuk mereka dan lebih bermanfaat daripada apa yang
mereka miliki. Mereka menyedari bahawa harta-harta yang ada
pada mereka akan lenyap, sedangkan apa-apa yang di sisi Allah
akan kekal.

Orang-orang yang berhati-hati kepada Rabb mereka, orang-orang
yang beriman dengan ayat-ayat Rabb mereka dan orang-orang yang
tidak mempersekutukan Rabb mereka (dengan sesuatu apapun).
Mereka itu sangat-sangat mengharapkan keredhaan daripada Rabb
mereka. Mereka berkewajipan untuk mengucapkan dua kalimat
syahadat yang merupakan kalimah tauhid terlebih dahulu,
kemudian diperintahkan untuk melaksanakan shalat wajib.

Dulunya para ulama Ahlus Sunnah, jika ingin mempelajari ilmu
(hadits) dari seseorang, maka mereka memperhatikan dan
meneliti (terlebih dahulu) shalat, penampilan dan tingkahlaku
orang tersebut. Adakah patut dijadikan contoh atau terdapat
keraguan ?

Saya faham prinsip dan cara pendidikan beberapa orang pendidik
barat, namun saya tidak mahu mengikut pendapat mereka secara
membuta tuli. Sebaliknya saya mengubahsuai pendapat dan cara-
cara mereka itu menurut acuan Islam. Antaranya masjid ciri dua
tingkat, yang mana tingkat bawah dijadikan masjid dan
di atasnya pula di jadikan sekolah atau perpustakaan, agar
ibadat shalat menjadi keutamaan.

Jikalau engkau ingin mencapai kesempurnaan, sembahlah Allah
sahaja dan jauhkan daripada menyembah dan berharap kepada
benda-benda lain. Jikalau engkau mencari kebenaran, maka
engkau akan dapati setiap benda lain tidak kekal. Yang kekal,
hanyalah Allah. Imam-imam mujtahid seperti Imam Hanafi, Imam
Malik, Imam Hambali dan Imam Syafie itu mahir dengan Al Quran
dan Hadits. Mereka membuat rujukan dahulu sebelum mengeluarkan
sebarang fatwa.

Saya adalah seorang pengembara yang sedang mencari kebenaran,
Apakah kamu tidak percaya dengan apa yang ditakdirkan Tuhan ?
Sekiranya kita dibunuh pada hari ini, yakinlah bahawa itu
sudah ditakdirkan. Jangan dikesalkan, kerana apa yang berlaku
ada hikmahnya. Tuhan tidak jadikan sesuatu itu dengan sia-sia.
Allah menjadikan Qurratul ain (penyejuk, penghibur hati)
bagiku pada (saat dan waktu aku melaksanakan) shalat.

Muslim itu seharusnya memahami makna keimanan yang sebenar,
juga perlu berhati-hati dalam menunaikan ibadat yang betul.
Mencontohi, mengkaji dan mempelajari sejarah hidup para rasul,
nabi, wali Allah dan orang-orang soleh zaman terdahulu yang
mendapat petunjuk serta bimbingan daripada Allah. Setuju.....

Aku cuma kagum dengan Malaikat-malaikat Allah dalam ketaatan
kepada Tuhannya. Berzikir, bertasbih dan melaksanakan perintah
Allah tanpa ragu-ragu daripada awal penciptaan sehingga hari
kiamat tanpa rehat dan tiada kedengaran keluhan dari mereka,
bagaikan kaum-kaum semut (bekerja keras dan amat taat pada
permaisurinya). Adapun malaikat yang tercedera (patah sayap),
mereka kembali ke langit, mandi di kolam syurga, kolam segala
kesembuhan, keadaan mereka kembali sembuh seperti lahirnya.

Mereka amat-amat patuh dalam menjalankan seksaan, tiada belas
kasihan, mereka cuma teramat taat menjalankan arahan tuannya.
Opera alunan bacaan ayat-ayat suci Al Quran dengan penghayatan
dari makhluk bernama manusia, terkadang-kadang mengalih mata
pandangan mereka, terkadang mereka terasyik terdoa memujinya.

Aku juga kagum dengan keazaman Syaitan-syaitan (juga makhluk
ciptaan Allah) dalam melaksanakan rancangannya (perjanjiannya
dengan Allah dalam menyesatkan setiap anak Adam, kecuali telah
tertulis oleh takdir hambanya itu di bawah lindungan penjagaan
dari Allah). Adapun jasad mereka akibat kederhakaan amatlah
buruk dan teruk serta kekal sehingga hari kebangkitan dan
tidaklah Allah menjadikan mereka sia-sia, bahkan ianya sebagai
contoh ikutan makhluknya, para pengikutnya dari ahli neraka.

" Aku cuma seorang yang pandai berterima kasih kepada Tuhan
(Allah), tetapi tidak pernah tahu bagaimana cara berterima
kasih sesama makhluk. Aku cuma terlupa. Terima kasihku cumalah
mengikut perintah Tuhanku, menjauhi segala laranganNya dan
perkara-perkara meragukanku, (shalatku, ibadahku dan amalanku)
tidak dipengaruhi oleh adat budaya, cuma berhati-hati pada
asasnya dan tunjangnya utamanya cuma ayat-ayat suci Al Quran."

Kesilapan manusia itu sendiri yang melupakan tuan penciptanya
(Tuhannya), kerana selalu meremehkan kebenaran dan ilmu agama.
Mereka terikat dengan cerita dongeng dan adat kebiasaan nenek
moyang berdasarkan sangkaan dan prasangka mereka. Tanpa ada
bukti kukuh dan nas-nas yang jelas dari ayat-ayat Al Quran.

Selagi ilmu mengenal Allah tidak dikuasai, selagi itu tidak
layak baginya dipanggil Muslim. Keutamaan pertama dalam Islam
adalah mencari Ilmu mengenal Allah, barulah disusuli dengan
yang lainnya. Awal-awal beragama itu mengenal Allah (Tuhan).

" When You find yourself in a position to help Someone, Be
Happy. Because Allah is answering that person's Prayer through
You." " Plan for your Akhira carefully, you're going to spend
the rest of your life there." " A true Believer, does not fear
Physical Death, rather he fears the Death of his Heart."
" And when I am ill, it is He (Allah) who cures me."

Jika anda berada pada situasi untuk menolong seseorang, senang
dan bergembiralah. Kerana Allah sedang menjawab doa orang itu
melalui anda (sebagai pengantaraNya yang membantu hambaNya).

" Menggunakan Sihir dalam urusan dunia, dan percaya kepada
keKuasaan Sihir melebihi daripada keKuasaan dan keAgungan
tuhan (Allah) adalah Syirik. Allah benci bersemuka dengan
HambaNya itu, jika atas kehendakNya, semua atas kehendakNya."
" Let Allah deal with the people who wronged you in this life,
because too much hate will eventually consume you too."

" Bukan tugas kita memberi hukum kepada orang jahat, biar Dia,
tuhan sahaja menghukum dengan adil, samaada mahu mengazab atau
mengampunkannya itu terserah kepadaNya. Kita manusia tidak
mungkin bisa berlaku adil. Penulis buku Takdir semua makhluk.

Syirik antaranya menggunakan sihir ke atas seseorang manusia
yang lain bertujuan menghancurkan hidup musuh-musuhnya akibat
perasaan dengki dan jahat. Membunuh secara sembunyi-sembunyi
atau ghaib, tidak bersyukur kepada kelebihan dan kelemahan
yang diberi oleh Allah kepada hamba-hambaNya.

Kita semua mati (terlucut nyawa dari badan) bukannya sebab
dimakan harimau, peluru, racun, kena jampi dan bukan kerana
kemalangan jalan raya, matinya kita itu, adalah disebabkan
ajal yang ditetapkan Allah sejak azali. Oleh itu hendaknya
kita jangan takut kepada mati. Semua penyebab cuma sabitnya.

Ingatlah bahawa bukan Suami yang membahagiakan Isteri dan
bukan Isteri yang membahagiakan Suami, tetapi Allahlah yang
mampu membahagiakan mereka berdua.

" Dalam tidur tidak ada istilah meremehkan, tetapi meremehkan
(shalat) itu ketika dalam keadaan sedar (tidak tidur). Maka
jika salah seorang dari kalian lupa tidak mengerjakan shalat,
atau ketiduran, maka hendaklah ia shalat ketika dia telah
ingat. Ia harus mengerjakannya jika telah bangun atau ingat,
meskipun matahari ketika itu sedang terbit atau sedang
terbenam. Hendaklah ia shalat kapan saja mengingatnya, baik
dalam waktu atau diluar waktunya."

Sungguhpun kita ini beragama Islam, jika ianya tidak disertai
dengan iman dan ihsan, Islamnya kita itu, sekadar pada nama
sahaja. Setiap yang beriman itu adalah Islam, manakala setiap
yang Islam itu, belum tentu beriman. Hati orang beriman itu,
tidak terikat dengan dunia, pahala atau syurga dan tidak
terikat kepada ganti rugi, sanjungan, ganjaran atau balasan.

Agama Islam adalah agama yang diterima Allah, manakala orang
Islam pula belum tentu diterima Allah. Islam menggalakkan kita
saling menghormati agama-agama lain dan bangsa-bangsa lain.

Amal ibadah bagi orang yang beriman, tidak sedikitpun
bergantung harap kepada balasan syurga atau ganjaran pahala
dan mereka tidak pula takut kepada azab api neraka. Amalan
mereka suci dari bergantung harap kepada selain Allah. Mereka
rela diazab atas dosa-dosa mereka atas kenaifan diri mereka.
Semua yang berlaku itu, telah mengikut ilmu dan rancangan
Allah, yang telah siap tertulis. Ingatlah bahawa Allah itu,
tidak sekali-kali menganiaya hamba-hambaNya. Setiap manusia
yang hidup di dunia ini sudah ditentukan takdir masing-masing.
Oleh sebab itu, kita perlu reda dengan takdir yang sudah
ditentukan buat kita.

Sabarlah wahai anak-anakku, sekiranya Allah menghendaki
kematian bagi kita, maka redalah kita menghadapinya kerana
kematian itu kesudahan untuk semua makhlukNya. Sabarlah wahai
anak-anakku, kaum kerabat kita tidak dapat melindungi kita
daripada kezaliman orang-orang yang tidak dikenali. Oleh sebab
itu, hanya kepada Allah tempat kita berserah.

Apakah kamu tidak percaya dengan apa yang ditakdirkan Tuhan ?
Sekiranya kita dibunuh pada hari ini, yakinlah bahawa itu
sudah ditakdirkan. Jangan dikesalkan kerana apa yang berlaku
ada hikmahnya. Tuhan tidak jadikan sesuatu itu sia-sia.

Tuhan didik dengan seribu kesakitan untuk kita hargai
kesihatan pemberianNya (teruskan dan tingkatkan amalan), Tuhan
didik dengan kemiskinan dan kekurangan untuk kita tidak
mensia-siakan secebis nikmat pemberian (sifat suka bersyukur).
Tidak dijadikan sia-sia semua makhluk di dunia ini sehingga ia
dikembalikan (lenyap di dunia serta lupus dari jasad).

Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa paras kamu dan tidak
memandang kepada bangsa kamu dan harta benda kamu, tapi Dia
memandang kepada hati dan amalan-amalan kamu.

Tuhan punyai banyak cara menjaga dan memelihara hambaNya dari
terjebak dengan dosa dan maksiat. Antaranya membiarkan kita
sakit bertahun-tahun lamanya, menyibukkan kita dengan urusan
yang berfaedah, juga memulaukan kita dalam persatuan
masyarakat yang rosak tauhid dan akhlak dan juga mematikan
kita dalam keadaan beriman kepadaNya. Tak bagi diri kita kat
sesiapapun.

Jangan pernah takut akan kematian, kerana itu saat-saat
gembira kita bersua muka dengan pencipta diri kita (Tuhan
Kita). Tidak rindukah kita menemui seseorang yang telah
menentukan takdir (rezeki, hidup dan mati, juga sejuta nikmat
kehidupan pemberianNya kepada kita). Lalu kita bersujud dan
memuji-muji akan NamaNya dan Sifat-sifatNya yang Agung (itu
Tuhan kita, Allah).

Yang perlu difikir dan perlu dicari oleh kehidupan manusia
itu, adalah tanggungjawab diri terhadap Allah, iaitu mencari
jalan untuk mengenalinya, dan mencari jalan untuk mengabdikan
diri kepadaNya.

Perniagaan, terkadang terpaksa korbankan Agama, Masa dan Jiwa
kerna tidak mahu ahli keluargaku yang lain turut berdosa dan
memikul dosa ketika menjalankan aktiviti perniagaan yang
terkadang terpalit unsur-unsur penipuan dan penyelewengan.
Shalat bisa ditinggalkan dan diremehkan kerana wang itu lebih
utama. Tidak suka bersedekah dan membayar zakat kerna takut
harta berkurang. Anak-anak diabaikan dan diajari hidup
bermewah dan suka berbelanja berlebihan. Pelajaran anak-anak
tersayang dilalaikan dan dicorak-corakkan dengan gaya
exklusif melambangkan harta benda yang dikaitkan dengan rahmat
dan kurnia Tuhan. Anak-anak hidup tanpa ilmu dan agama,
terikut-ikut arus masa, adat dan fahaman luar dari biasa.

Percaya seorang makhluk yang bernama manusia atau orang
keramat yang shaleh dapat mengubati dan menyembuhkan seseorang
atau bisa mendoa merubah sesuatu takdir itu adalah syirik.
Keputusan sebenar ditangan Allah. oleh itu mintalah dengan
Allah (Tuhan) sahaja. Kerana, mereka juga butuh serta takut
siksa Allah, kerana merubah takdir dan rancangan (menolak
ketentuan) Allah.

Jangan kamu tolak pemberian atau anugerah Tuhan (Allah) berupa
kesakitan, kemiskinan dan kemelaratan kerna Tuhan mahu menguji
reaksimu terhadap keberadaanNya di dalam pengharapanmu
kepadaNya.

Mungkin Tuhan berkehendakkan kamu membalas jasa kedua
ibubapamu sekitar mereka masih hidup (di dunia), bukan semasa
mereka telah diambil kembali (kampung akhirat). Mungkin juga
balasan tenaga dan kudratmu dijadikan ukuran dan pahala amalan
kebajikanmu bukan tersedia (tidak laku) untuk akhirat mereka.
Buatlah sesuatu sementara kamu berkesempatan. Jiwa, Raga dan
Cita-cita kamu mungkin tergadai, tetapi sekurang-kurangnya
hasratmu tertunai (membalas budi dan bakti kedua-duannya).

Memang semua manusia yang beragama di dunia ini (Islam,
Yahudi, Kristen, Buddha dan Shinto) di dunia ini, percaya
Tuhan itu ada, kita semua pun mengaku Tuhan (Allah) itu
wujud, tetapi yang menjadi persoalannya disini adalah, setakat
mana kepercayaan dan keyakinan kita terhadap Tuhan (Allah).

Ingatlah baik-baik, bahawa yang menentukan kemenangan bagi
seseorang peguam bukanlah kerana dia menghafal semua,
undang-undang, sebaliknya yang menentukan kemenangannya
dalam sesuatu perkara ialah kerana dia telah sedia dan
mengolah bahan perkara itu secara mantap. Apabila anda sedia
menyusun sesuatu yang anda ingin perolehi itu dengan baik,
anda pasti boleh memperolehi kemenangan dan kejayaan.

@[AsasAgama+IlmuModen+GunaAkal+GerakHati] is Rules to Success.

Hari Kiamat itu menurut pendapatku, di mana teknologi tidak
lagi berfungsi atau lumpuh tenaganya. Peperangan hanya akan
berlangsung dengan pedang, ketangkasan tubuh badan, dan tanpa
bantuan sebarang teknologi. Yang ada hanyalah akal.

" If Quran is your Map, you will never lost you Way." " There
is no school equal to a Decent Home and no teacher equal to a
Virtuous Parent." " You have permission to rest. You are not
responsible for fixing everything that is broken. You do not
have to try and make everyone happy. For now, take time for
you, it's time to replenish." " Marriage is not wedding and
hand holding selfies, it is dedication, loyalty, admiration."
" A Man with Dreams, needs a Women with Vision."

Team Copy Idols@ Forbidden Kingdom@ White Lotus Tribe@ White
Sneaker (TradeMarkClub)### CinderellaKu, Karektornya persis
Jennifer Love Hewitt, Gaya dan Paras Rupanya persis Taylor R
(Taylor Richard), Bentuk Sifat dan Susuk Badannya persis
Gemma Coss (Gemma L Coss). Pentingnya, taat dalam beragama,
berhati suci dan baik walaupun Kafir [Shortcut2HeavanTribe].
### Put Mayuyu Spirit in your Heart n Soul..

+++ SayoNara... Boku wa left behind Da'wah, World@Land
Country... +++ Hajimemashite, here I came to Entertain, Sky
Society...[ano...yokattana] [Love+Study+Fun], As for little
Peterpan, he will always be Young@Kid forEver... The End.....

Allah bukan tanya Hasilnya, tetapi Usaha-Usaha yang kita Buat.
Genius adalah 1 % Ilham dari Allah, 99 % Keringat dari Kita.
" Saya tak anggap diri saya sebagai seorang yang Bebas, Darah
dan Tubuh saya patut kekal di mana ia berada." Kunci Syurga.

Nabi Sulaiman dikurniakan nikmat sangat banyak oleh Allah.
Beliau dapat memerintahkan angin membawanya pergi ke mana
sahaja serta makhluk jin juga tunduk kepadanya. Namun beliau
seorang yang taat kepada Allah. Kekayaan dan kekuasaan yang
dimilikinya tidak pernah membanggakan dirinya malah membuat
dia semakin bertakwa. Nabi Muhammad SAW juga boleh memiliki
kekayaan seperti Nabi Sulaiman. Tetapi beliau lebih suka hidup
sederhana dan bersahabat dengan mereka yang hidup sederhana.

(Kerana mereka amat cepat dihisab amalannya, kerana kurangnya
perhitungan ke atas harta benda di dunia dan bagaimana ianya
semua dimanfaatkan untuk alam akhirat, bukan untuk kepentingan
diri sendiri. Malah memanfaatkannya untuk kepentingan orang
ramai dan tiada perebutan hak milik untuk harta-harta mereka.
Mereka tidak terikat dengan masalah bebanan hutang, cuma akur
menerima rezeki kurniaan Allah sekadar memenuhi salah satu
tuntutan dari badan, lapar, dahaga yang cukup untuk beramal.)

Imam Abu Hanifah teguh pegangannya, " Setiap satu fatwa itu
bukan ditentukan oleh khalifah ataupun sesiapapun. Tetapi
ditentukan oleh Quran, hadis dan pendapat para sahabat. Saya
tidak boleh mengeluarkan fatwa mengikut kehendak khalifah."

Imam Malik juga tegas pendiriannya, " Pemerintah hanya boleh
memaksa rakyat membiayai perbelanjaan peperangan dengan
syarat, pemerintah beserta kaum keluarganya terlebih dahulu
sudah menyerahkan kesemua harta kepunyaan mereka dan jika
masih tidak mencukupi. Ketika itu barulah boleh diambil dan
dikumpulkan dari rakyat." " Saya dipukul kerana mempertahankan
urusan agama. Ulama sebelum saya juga pernah dipukul malah ada
yang dibunuh."

Imam Abu Hanifah diracun di dalam penjara, Khalifah Umar Bin
Abdul Aziz diracun khadam istana, Imam Malik dipukul sehingga
patah tulang rusuk untuk menegakkan fatwa. Demi agama mereka..

" Apabila saya rapat dengan khalifah, dapatlah saya memberi
nasihat kepadanya. Sekiranya dia ada melakukan kezaliman atau
kesilapan dapat saya menegurnya. Sebaliknya jika saya
menjauhkan diri, saya tidak dapat menegurnya dengan berhikmah.
Nasihat saya juga pasti tidak akan diterimanya. Saya sudah
meningkat tua dan keadaan saya sudah uzur. Saya perlukan lebih
banyak masa bagi beramal ibadat dan berehat."

" Guru-guru saya juga bersikap baik kepada khalifah dan para
pemerintah, sebab itu saya juga bersikap baik kepada mereka.
Namun begitu sekiranya saya dipaksa melanggar hukum agama,
pasti saya menolaknya walaupun ditangkap ataupun dipenjara."

" Ilmu Allah itu amat luas. Sekiranya semua daun-daun kayu
dijadikan kertas dan air laut dijadikan dakwat pasti tidak
mencukupi bagi menulisnya. Merantaulah menuntut ilmu walau
sampai ke negeri China. Ketika usia masih muda, carilah ilmu
sebanyak-banyaknya." Ilmu itu cahaya petunjuk jalan hidupmu.

Imam Malik sering memuji khalifah Umar bin Abdul Aziz yang
dianggapnya sebagai khalifah yang terbaik daripada kalangan
khalifah bani Umaiyah. Sebelum dilantik menjadi khalifah,
beliau (Umar) tinggal di dalam istana dan hidup dengan mewah.

Tetapi selepas menjawat jawatan khalifah, Umar bin Abdul Aziz
mula mendiami sebuah rumah yang sederhana sahaja besarnya
tanpa ada perabot di dalamnya. Lantainya cuma dialas dengan
sehelai tikar. Beliau memakai pakaian yang paling murah dan
memakan roti kering sahaja. Beliau disayangi rakyat kerana
keadilannya. Beliau wajar dijadikan contoh teladan kepada
mereka yang memegang kekuasaan sesebuah negara Islam.

" Ilmu itu adalah agama. Oleh itu hendaklah kamu perhatikan
daripada siapa kamu pelajari ilmu itu. Sebaik-baik perkara
adalah yang jelas dan nyata. Sekiranya kamu syak antara dua
perkara, maka ambillah yang lebih menyakinkan. Seseorang alim
tidak patut bercakap berkenaan ilmu kepada mereka yang tidak
layak mendengarnya dan mereka yang membencinya, kerana dia
hanya akan menjadikan ilmu itu hina. Apabila kamu ditanya
berkenaan sesuatu perkara, kamu perlu halusi dan teliti dahulu
pendapat kamu dan pendapat orang lain kerana penelitian itu
akan menghapuskan fikiran sempit seperti api menghilangkan
kotoran emas."

" Apabila seseorang itu memuji dirinya, maka hilanglah
kebijaksanaannya. Ulama akan ditanya kelak seperti ditanya
para nabi. Sesiapa mahu menjawab sesuatu masalah dalam agama,
dia perlu membentangkan dirinya ke dalam syurga dan neraka dan
berusaha agar terselamat dari perhitungan di akhirat kelak."

" Sesiapa menggantungkan tangkal, dia menyekutukan Allah.
Sesiapa menggantungkan tangkal, Allah tidak akan
menyempurnakan imannya, dan sesiapa menggantungkan azimat,
Allah tidak akan mempercayainya. Sesungguhnya tangkal dan
azimat itu syirik." kata Imam Malik berkenaan larangan memakai
tangkal berdasarkan hadist dari Nabi Muhammad SAW.

" Sesungguhnya saya hanya manusia biasa, kadangkala salah dan
kadangkala benar. Maka telitilah pendapatku, jika bersesuaian
dengan al Kitab dan as Sunnah, ambillah dan jika tidak sesuai
dengan al Kitab dan as Sunnah, tinggalkanlah. Sesungguhnya
semua pendapat dapat diterima ataupun ditolak kecuali
perkataan Nabi Muhammad."

Abu Bakar as Siddiq pernah berkata, " Aku bukanlah yang paling
layak di antara kamu. Sekiranya aku berbuat baik maka bantulah
aku dan sekiranya aku menyimpang, maka luruskanlah aku." Umar
bin Abdul Aziz juga pernah berkata, " Aku bukan yang terbaik
daripada saudara-saudara sekalian tetapi aku mempunyai satu
tanggungjawab yang amat berat." (iaitu sebagai khalifah yang
memakmurkan mukabumi, yang pasti ditanya dan disoal tuhannya
(Allah) akan cara serta jenis kepimpinannya yang berdasarkan
prinsip, undang-undang dan ciri-ciri yang dikehendaki dan
telah ditetapkannya [Allah].)

Zakir Naik berkata, " Ulama manapun jika mengatakan sesuatu
yang sesuai dengan Quran dan hadist sahih, maka kamu boleh
ikuti. Jika tidak sesuai, maka buang dan tolaklah jauh-jauh.
Sesiapapun yang perkataannya sesuai dengan Quran dan hadist
sahih, maka harus ikuti. Jika ia menyimpang kerana budaya dan
negerinya, India, Pakistan dan Srilanka punya budaya berbeza,
(Morocco, Afrika Selatan, Amerika, Indonesia dan Malaysia
masing-masing punya budaya berbeza.) jangan diikuti budayanya,
ikutilah Quran (firman Allah) dan hadist sahih (sabda Nabi
Muhammad SAW)."

Empat ulama besar, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad ibn Hanbal,
Imam Malik dan Imam Syafii, menegaskan, " Jika kamu menemukan
fatwaku yang bertentangan dengan Allah (Al Quran, kata-kata
Allah) dan rasulNya (sabda, pesanan dan cara hidupnya), maka
buanglah fatwaku itu."

@@@ +++ Puisi Karangan Imam Abu Hanifah (Nukman bin Thabit),

" Aku didengki

Padahal aku tidak pernah mencela mereka

Sebelum aku

Sudah ramai orang yang terhormat didengki

Aku tetap dengan pendirianku

Alangkah ramai manusia yang mati

Akibat didengki..."

" Wahai ibuku, anakanda bersyukur dengan apa yang Tuhan
kurniakan. Sekiranya anakanda hendakkan kemewahan dunia,
tentu anakanda akan mendapatkannya. Tetapi anakanda
mengutamakan keredaan Allah serta memelihara ilmu
pengetahuan yang anakanda dapati. Anakanda tidak akan
membuang ilmu pengetahuan yang selama ini anakanda pelihara
sekiranya menuju kepada kemurkaan Allah."

" Khalifah sekarang bukan seperti khalifah Abu Bakar,
Umar, Uthman dan Ali. Sekiranya mereka mencontohi khalifah
Umar bin Abdul Aziz pun sudah cukup membuat anakanda
mahu berkhidmat dengannya. Tetapi khalifah sekarang
berlaku zalim. Demi Allah, anakanda tidak mahu bersubahat
dengan mereka."

" Rotan dan kesakitan yang anakanda terima di dunia ini
lebih baik dari cemeti dan seksaan Allah di akhirat kelak.
Anakanda lebih takut hukuman Allah berbanding hukuman
khalifah dan makhlukNya."

*[Imam Malik+Imam Hanafi+Imam Syafie+Imam Ahmad.]* ### Ahmed
Deedat+Zakir Naik [BornGeniusIslam] Britney Spears
(ChildHoodIdols)_From the Bottom of My Broken Heart... Love
her so Much... My ChildHood Loversss... That Love Letter means
a lot to me... Do you all Have that kind of Treasure in your
memories... That Old Fashion Love...

Reminds me of my Old Favourite Japan Group [JPop], Arashi, Kat
Tun, Glay and more. That I used to Create my own Identity,
Preferences and Style, using Japan Idols, while Studying at
University, that why I have lot of Fanatics around and toward
Real me. (My Own Rules, Copy Idols). +++ AraShi_Love So Sweet.

As we read the scripts of Noble Al Quran, we may played some
role of Gods, Angel, Prophet, Jins and others. Try to acts as
Professional artist. Became a Great Actor or Actress. +++ Fun.

As in Japanese Drama, these Japanese Idols became a Great
Motivator and Icons to Japan people itself in handle a life.
But most of these Idols fixed to work schedule, hard to find
lovers and always busy going abroad (stay at hotel as their
homes). Their time are fixed with photography, acting, held
a press conferences and meet the fans plus Avoid bad Gossip.

They were Train to Work Hard to Acting, Sing, Dance and to
Give best Effort for Show Bizz Industry. They also be teaching
to handle situation on Gossip, problem with Calm expression
and Wiser decision. Their aims was to Acheive Target to be a
Famous, Realible entertainers and to Fulfill their own Dreams.
[IkutaToma+TakuyaKimuraWannaBe(LoveJapan+BritishGurlz)]

Kita hanya diCipta untuk menjadi suatu penyebab dan ketetapan
Syurga dan Neraka untuk seSeorang. Semua Ilham dan Petunjuk
buat hambanya adalah atas pemberianNya, Semuanya terletak pada
kehendakNya. *** May Allah Protect my Family from Hell Fire **

Tidak apa-apa, jika di Hina Caci manusia, kerana tiada
Nilainya, tetapi jika di Hina dan mendapat MurkaNya Allah,
penyesalan yang tidak berkesudahan. Kerana di biarkan hambaNya
itu Sesat tujuan Hidup, tiada Pegangan dan tiada Petunjuk.
Tuan Hakim sebenar diri kita, bukan Makhluk dan Manusia,
tetapi TuhanNya. Ikhlas BeKerja, Download Ilmu, Upload Amal
dan Sleeping Beauty.

Takdir Tuhan sangat Jelas, Tuhan juga pasti tidak menggerakkan
Hati kita ke atas sesuatu yang tidak patut kita mengUbahnya.
Kalau bukan Kita yang diTakdirkan jadi pengantaraannya, pasti
Dia mengUtuskan seseorang yang lebih layak untuk mengUbahnya
mengikut perBendaharaan Takdir yang diReka dan diCiptakanNya.

Kita bukan pengGubal Takdir Baik dan Buruk seseorang, telah
terTulis dengan Terang, Jelas dan Indah, siapa ahli Syurga dan
Neraka, maka Redhalah, keputusan Tuhan kamu dan Nikmatilah...
Dia jualah Raja pengHibur segala Duka, di saat kita terLuka,
Dia Teman kita, saat kita DiLahirkan hingga kita DiKembalikan.

Cosplay as my Hobbies, Aliran Rukawa+Sendoh (Muslim versi
Jepun+Britain) *** Kitab Muwatta Malik+Riyadhus Shalihin.
(Future Principle). Keutamaan Hidup kamu apa ya ? Cita-cita,
Kerjaya atau Cinta.